Komparatif.ID, Tarutung– Puncak Huta Ginjang di Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Sumut, adalah surga paralayang di Sumatera. Objek yang berada di kawasan Geosite Kaldera Toba, merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.
Sekali berparalayang di sana, dikenakan tarif Rp500.000. Jarak tempuh dari puncak Huta Ginjang ke tepian Danau Toba sekitar tiga kilometer. Olahraga yang membutuhkan adrenalin tinggi tersebut dikelola oleh tenaga profesional.
Objek wisata Huta Ginjang merupakan rangkaian dari Geopark Kaldera Toba. Terbentuk dari debu vulkanik muda 74.000 tahun lalu. Ketinggian young Toba tuff tersebut 1500 meter dpl. Dengan kekuatan angin yang sangat ideal, lokasi tersebut menjadi salah satu spot wisata paralayang terbaik di Indonesia.
Dari puncak Huta Ginjang, pengunjung dapat menikmati panorama yang disusun oleh endapan supervolcano, Pulau Sibandang yang terbentuk dari lava dome dacitic setelah terangkatnya Pulau Samosir. Bila cuaca cerah, pengunjung dapat juga menikmati birunya air Danau Laut Tawar, sembari menyeruput hangatnya seduhan robusta yang dipanen dari kebun kopi di sekitar wilayah tersebut.
Baca juga: Merajut Ulos di Kolong Rumah Bolon Huta Nagodang
Berlas (27) yang merupakan joki paralayang, Sabtu (04/02/2023), mengatakan objek wisata Huta Ginjang berdiri sejak tahun 2020.
Pria yang sudah 200 kali lebih menjadi joki paralayang di obyek wisata tersebut mengatakan pengunjung yang datang masih didominasi wisatawan lokal. Mereka datang pada akhir pekan.
Siapa saja yang ingin merasakan atraksi paralayang, hanya perlu merogoh kocek Rp 500 ribu untuk sekali melayang dari puncak ke titik pendaratan.
Geosite Huta Ginjang
Ketika Serikat Media Siber indonesia (SMSI) dalam memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) ke 77 tahun 2023 ini bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Taput, hadir ke Geosite Huta Ginjang, Berlas menunjukkan atraksi berparalayang.
Ketua SMSI Sumut Erris Juliette Napitupulu yang mendampingi Ketua Umum SMSI Pusat dalam kunjungannya ke Puncak Huta Ginjang menyebutkan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba bertujuan untuk mendukung promosi objek wisata kawasan Toba yang merupakan warisan dunia.
Dalam program ekspedisi Geopark Kaldera toba yang akan dilaksanakan selama beberapa hari, SMSI yang hadir dari seluruh Indonesia juga akan menggali lebih dalam seluruh situs serta seni dan budaya yang ada di Tapanuli Utara ini agar bisa kembali dikenal dunia.