Komparatif.ID, Jakarta--Setelah Pemerintah Indonesia menaikkan harga Bahan bakar Minyak (BBM) protes mulai terjadi di mana-mana. Di Aceh, mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Ranniry, dan Umuslim sudah turun ke jalan.
Senin hingga Rabu (5-9/9/2022) ribuan mahasiswa secara parsial turun ke jalan di Kota Banda Aceh. Mereka membentang spanduk dan berteriak melalui loudspeaker, meminta pemerintah secepatnya menurunkan harga bahan bakar minyak yang telah dinaikkan.
Pada Senin (5/9/2022) ribuan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, memberikan jalan protokol. Mereka menyambangi Kantor Gubernur Aceh, dan DPRA, meminta para pemimpin daerah turut serta mendesak Pemerintah Pusat agar segera menurunkan harga BBM.
Pada Selasa, Dua ribuan mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala menggelar unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Aceh, mendesak sang gubernur untuk ikuit meneriakkan tuntutan mahasiswa.
Rabu, mahasiswa UIN Ar-Raniry kembali turun ke jalan. Kali ini mereka menggelar protes di luar Gedung DPRA. Terjadi keributan dengan petugas keamanan, yang menyebabkan mereka ditembaki dengan water canon. Mahasiswa yang marah kemudian membakar papan bunga ucapan pelantikan salah satu politisi pengganti antar waktu.
Di Kabupaten Bireuen, mahasiswa dari Universitas Almuslim, juga turun ke jalan. Mereka menyambangi DPRK Bireuen, mendesak pemimpin daerah berteriak lantang menolak naiknya harga BBM.
Demikian juga di ibukota RI, Jakarta, gelombang protes terjadi. Ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa dan buruh turun ke jalan. Mereka melakukan protes di depan Gedung DPR RI, di mana di dalam Gedung itu, ketua DPR RI Puan Maharani mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari koleganya.
Protes juga terjadi di berbagai kota lainnya seperti Surabaya, Makassar, Kendari, dan Yogyakarta.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo menyebutkan Pemerintah tidak punya pilihan lain, kecuali mengurangi subsidi bahan bakar minyak. Selama ini anggaran untuk menopang subsidi semakin membengkak.
Anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun, dan itu akan meningkat terus. Lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi,” tutur Kepala Negara.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan penyesuaian harga BBM yang mulai berlaku pada Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
“Pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi antara lain Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, kemudian Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter,” jelas Menteri ESDM.