Komparatif.ID, Jakarta— Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkap alasan Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden RI ke-2, Soeharto.
Penganugerahan gelar kehormatan itu akan dilaksanakan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin (10/11/2025) hari ini, bersamaan dengan sembilan tokoh lainnya.
Prasetyo menjelaskan keputusan tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa besar para pendahulu bangsa. Menurutnya, setiap pemimpin memiliki kontribusi dan peran penting dalam perjalanan Indonesia, termasuk Soeharto yang memimpin selama lebih dari tiga dekade.
“Sekali lagi, sebagaimana kemarin juga kami sampaikan, itu kan bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin kita, yang apapun sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa terhadap bangsa dan negara,” ujar Prasetyo usai rapat terbatas di Jalan Kertanegara, Minggu, dikutip CNBCIndonesia, Senin (10/11/2025).
Ia menambahkan, pembahasan mengenai sepuluh nama penerima gelar Pahlawan Nasional itu sudah melalui proses panjang dan melibatkan banyak pihak.
Baca juga: Kala Soeharto Pertama Kali Tunaikan Haji, Berkali-kali Cium Hajar Aswad
Prasetyo menyebut Prabowo juga menerima berbagai masukan dari petinggi parlemen serta tokoh masyarakat sebelum mengambil keputusan.
“Tadi juga kemudian bapak presiden mendapat masukan dari Ketua MPR Ahmad Muzani, kemudian dari Wakil Ketua DPR. Karena memang cara bekerja beliau menugaskan beberapa untuk berkomunikasi dengan para tokoh, mendapatkan masukan dari berbagai pihak, sehingga diharapkan apa yang nanti diputuskan oleh bapak presiden itu sudah melalui berbagai pertimbangan,” ujarnya.
Meski demikian, Prasetyo belum menyebutkan siapa saja tokoh lain yang akan menerima gelar kehormatan tersebut. Ia hanya memastikan seluruh proses sudah sesuai dengan mekanisme penilaian resmi pemerintah.
Diketahui, nama Soeharto sudah beberapa kali diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, antara lain pada tahun 2010 dan 2015. Namun baru pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang juga menenantunya, usulan itu akhirnya disetujui.
