Politik Identitas Tidak Akan Lagi Mengemuka di Aceh

Politik identitas: Akademisi Unimal Taufik Abdullah mengatakan pada pemilu 2024, politik identitas tidak lagi populer di Aceh. Foto: Doc. Taufik.
Politik identitas: Akademisi Unimal Taufik Abdullah mengatakan pada pemilu 2024, politik identitas tidak lagi populer di Aceh. Foto: Doc. Taufik.

Komparatif.ID, Kuala Simpang—Politik identitas tidak akan lagi mengemuka di Aceh pada Pemilu 2024. Pengalaman belasan tahun dalam alam demokrasi, telah mengantarkan rakyat pada kematangan politik. Oleh karena itu perhelatan Pemilu 2024 di Aceh berlangsung kondusif.

Demikian disampaikan Taufik Abdullah, akademisi Universitas Malikussaleh, Jumat (30/10/2022) di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, saat memberikan pembekalan kepada panitia pengawas kecamatan (panwascam) se-Tamiang di Grand Arya Hotel.

Baca juga: Anies Baswedan & Istimewanya Keturunan Arab di Mata Soekarno

Pada kesempatan itu Taufik Abdullah yang semasa kuliah aktif di Forum Mahasiswa Islam Daerah Istimewa Aceh (Farmidia) menyampaikan tentang paradigma demokrasi di Aceh, tatakelola pemilu, dan penguatan kapasitas pengawasan.

Pemilu 2024 di Aceh akan lebih kondusif. Berbeda sekali dengan Pemilu 2019. Mengapa? Karena polarisasi ekstrim dan dinamika politik identitas, serta benturan ideologi, tidak akan lagi mengemuka. Rakyat telah belajar banyak dari pengalaman beberapa kali pemilu sebelumnya,” ujar Taufik Abdullah.

Rakyat Aceh, kata Taufik sudah sangat terdidik setelah melewati beberapa kali pemilu. politik identitas yang dikemukakan oleh politisi sekadar pepesan kosong, bual politik yang tak kunjung menjadi fakta kemajuan pembangunan ekonomi.

Kendati begitu, Taufik berpendapat, setiap kabupaten/kota di Aceh pasti menyimpan tantangan yang berbeda satu sama lainnya.

“Secara nasional, kontestasi demokrasi kita masih berhadapan dengan beberapa potensi masalah, yaitu terkait teknis pelaksanaan, soal transparansi dan akuntabilitas, ruang dan wujud partisipasi, serta problematika kampanye diperkirakan akan berlangsung dramatis, agitatif dan provokatif.”

Kepada panwascam Taufik berpesan agar mereka melaksanakan tugas dengan penuh integritas. Karena masa depan bangsa salah satunya sangat tergantung pada kualitas penyelenggaraan pemilihan umum.

“Kita harus optimis, pemilu tahun depan akan menghasilkan pemerintahan yang legitimed, kuat dan lebih subtantif. Kita mesti yakin itu, melalui semangat pemilu luber dan jurdil akan melahirkan pemerintahan yang bersih dan berdaulat, serta lebih pro-rakyat.

Saya pikir, ini telah menjadi konsensus, kesepakatan dan komitmen segenap pemimpin bangsa, elit parpol dan terutama komitmen Presiden Jokowi sendiri. Kita patut apresiasi pada komitmen Presiden Jokowi yang menghendaki pemilu dan konsolidasi demokrasi Indonesia lebih baik ke depannya. Jika pemilu serentak sukses dan berlangsung sehat dan berkualitas, saya rasa Presiden Jokowi layak diberikan predikat dan penghargaan  sebagai Bapak Demokrasi Modern Indonesia,”.

Taufik menilai, peran panwascam cukup strategis dalam mengawasi berbagai bentuk kecurangan dan pelangggaran pemilu. Peran panwaslih di tingkat kecamatan dan gampong sangat menentukan, menjadi unjung tombak, agar berbagai bentuk keculasan dan pelanggaran, bukan saya diawasi, dilaporkan, tetapi upaya preventif dapat dilakukan.

Hal senada juga disampaikan Taufik Abdullah Ketika memberikan pembekalan kepada panwasacam di Kabupaten Pidie.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here