Pola Asuh Remaja Agar Tak Jadi Pelaku Kriminal

Anita Safitri, menyebutkan pola asuh remaja harus dilakukan sebaik mungkin, agar mereka tidak terjerembab dalam kriminal. Foto:Ist.
Anita Safitri, menyebutkan pola asuh remaja harus dilakukan sebaik mungkin, agar mereka tidak terjerembab dalam kriminal. Foto:Ist.

Maraknya kasus demi kasus hukum yang melibatkan remaja; bahkan masih dalam usia anak, sangat mengkhawatirkan. Mereka yang seharusnya berada pada tahap pendidikan dan pembentukan karakter untuk menemukan jati dirinya sebagai remaja, memilih terlibat kasus kriminal. Pilihan mereka terlibat dalam tindak kejahatan dan pelanggaran hukum lainnya, bukan lahir serta merta. Ada peran keluarga di dalamnya; langsung maupun tidak langsung.

Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa; yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial, masa remaja adalah masa transisisi dari anak-anak menuju dewasa.

Peran serta orang tua pada fase peralihan anak mereka menjadi seorang individu dewasa bukanlah hal mudah. Pada tahap ini tidak bisa dipungkiri semua orang tua akan menjadi sangat sensitif dan menjadi orang yang tidak mau disalahkan jika anaknya melakukan kesalahan.

Di sisi lain pada tahap ini, jika kita merujuk pada beberapa fase pekembangannya, remaja akan menjadi individu argumentatif terhadap apa pun dan ini seolah dipandang sebagai pembangkang bagi orang tua yang belum faham dengan perkemabangan manusia. Tidak sedikit dari orang tua yang menjadi putus asa pada perilaku anaknya dan membiarkan mereka menghabis waktu bersama orang di luar rumah.

Supaya putera-puteri yang sedang dalam masa transisi tetap dalam pengawalan, pendekatan yang harus dilakukan oleh orang tua bukan hanya komunikasi yang baik, akan tetapi pendekatan yang diperlukan harus menyeluruh mengingat pada fase ini remaja tidak mudah terbuka dan bahkan memiliki rahasia.

Orang tua harus bisa berperan sesuai dengan kebutuhan remaja, ketika mereka butuh bahkan menjadi teman orang tua harus bisa mengimbangi. Hubungan antara orang tua bukan hanya secara biologis saja, kelekatan secara emosianal antara orang tua dan anak adalah hal yang paling penting dalam pengasuhan.

Mendidik anak remaja agar dapat bertumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli pada orang di sekitarnya bukanlah tugas kecil. Jika sejak remaja mereka sudah tidak bisa dikendalikan, bagaimana mereka akan hidup dalam masyarakat ketika mereka menikah dan menjadi kepala kepala keluarga nantinya.

Pola asuh orang tua adalah suatu metode disiplin yang diterapkan orang tua terhadap anak. Metode disiplin ini meliputi dua konsep yaitu konsep negatif dan konsep positif. Menurut konsep negatif, disiplin berarti pengendalian dengan kekuasaan. Sedangkan konsep positif adalah bagaimana menyatukan persepsi pada konteks pengasuhan yang saling menguntungkan.

Pengasuhan mencakup pada mendidik, memberi makan dan mengayomi anak dalam keseharian mereka. Pengasuhan dalam hal ini harus dilakukan oleh kedua orang tua. Tidak bisa dibebankan pada sebelah pihak. Dalam Islam pengasuhan juga ditekankan pada keseimbangan untuk menjadikan remaja menjadi dewasa yang mandiri.

Proses panjang ini harus dilalui oleh orang tua dengan segala hambatan untuk manjadikan anak adalah perhiasan, sebagaimana firman Allah yang artinya; harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.( Qs. al-Kahfi ayat: 46)

Tahap panjang ini tentunya harus dilalui dan dihadapi oleh orang tua dengan segala keterbatasannya. Orang tua adalah orang yang pertama akan tahu segala potensi anak baik negatif ataupun positif. Menjadi orang tua yang peka terhadap permasalahan remaja bukanlah hal yang mudah karena tidak semua remaja memiliki tipe yang sama. Preventif akan lebih baik dari kuratif, istilah ini terus digaungkan dalam penyuluhan dalam masayarakat yang bermakna pencegahan lebih baik dari pada mengobati.

Pencegahan
Jika kita berbicara pencegahan, bukan hanya keluarga yang menjadi penangung jawab. Masyarakat juga ikut terlibat dalam pengawasan dan ikut proaktif dalam membimbing remaja. Tidak bisa dipungkiri orang tua adalah yang paling memiliki pengaruh untuk mengarahkan dan menghentikan prilaku buruk pada anak remaja.

Banyak aspek yang mendukung pencegahan yang bisa kita lakukan terutama yang bisa dilakukan oleh orang tua, antara lain:

Pertama, pendekatan spiritual. Tidak bisa dipungkiri dari banyaknya teori yang berkembang tentang remaja dan permaslahannya, tangga pertama yang harus mereka lalui adalah tentang akidah. Penguatan ini harus dilakukan sedini mungkin dari unit terkecil yaitu keluarga untuk menumbuhkan rasa cinta beribadah dan arti benar salah.

Kedua, mengasuh dengan fitrah; dengan tidak memaksa sesuatu yang tidak sesuai dengan usianya. Tidak melawan kefitrahan anak adalah cara terbaik untuk menuntun mereka pada tujuan hidup yang sebenarnya. Orang tua sudah saatnya belajar untuk menjadi orang tua yang dirindukan oleh anak-anak mereka.

Ketiga, mengenali tipe kepribadian remaja. Dengan pendekatan komunikasi intens dan juga observasi perilaku sehari-hari orang tua seharusnya bisa mengetahui kepribadian anak remaja karena ini berpengaruh dalam bagaimana mereka menyelesaikan masalah. Remaja pada dasarnya memiliki 3 tipe kepribadian yaitu figth, flight, freezer, dan ini berkaitan erat dengan bagaimana remaja berprilaku kemudian juga dalam mencari solusi dalam setiap permasalahannya.

Sudah seharusnya keluarga menjadi pondasi utama bagi remaja untuk hidup dalam masyarakat, keharmonisan dan juga pemberian contoh yang baik dari orang tua memiliki arti penuh bagi mereka.

Kita semua mengakui bahwa mendidik bukanlah tugas yang mudah. Konon lagi mendidik anak sendiri, yang di dalamnya melibatkan banyak unsur. Tapi anak memang harus dididik dengan sebaik mungkin.

Lebih baik berlelah-lelah mendidik mereka, karena sungguh tak berarti berurai air mata kala buah hati terperangkap dalam kejahatan, yang akhirnya membawa kita dan cahaya mata ke dalam jurang derita.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.

Artikel SebelumnyaMi Aceh Enak, Orangnya Ramah, Negerinya Indah
Artikel SelanjutnyaUSAID Gelar Diskusi Peluang Bisnis Hijau di Aceh
Anita Safitri
Duta Kesehatan Mental di Aceh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here