Pj Gubernur Aceh Telah Banyak Bekerja Dalam 100 Hari

Guru Besar USK Prof. Samsul Rizal, Minggu (16/10/2022) mengatakan Pj Gubernur Aceh telah banyak melakukan langkah pembangunan dalam rentang 100 hari jabatannya. Foto: Koleksi Samsul Rizal.
Guru Besar USK Prof. Samsul Rizal, Minggu (16/10/2022) mengatakan Pj Gubernur Aceh telah banyak melakukan langkah pembangunan dalam rentang 100 hari jabatannya. Foto: Koleksi Samsul Rizal.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki telah banyak bekerja untuk membangun Serambi Mekkah. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.,IPU, Minggu (16/10/2022) siang.

Kepada Komparatif.ID, selama 100 hari sebagai Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki telah bekerja keras menata Aceh yang kelimpungan dihantam Covid-19 dan buruknya kinerja Nova Iriansyah di masa lalu.

Baca juga: Tak Ada Janji 100 Hari dari Ahmad Marzuki

Selama Covid-19, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), telah ditutup sebagai hub internasional. Namun setelah serangkaian komunikasi seusai berangsur normalnya kondisi dunia, maskapai Air Asia rute internasional, telah kembali terbang ke Aceh.

Guru Besar Universitas Syiah Kuala tersebut menyebutkan ada problem yang tidak mungkin dapat diselesaikan dalam waktu sangat cepat. seperti stunting, UMKM, dan investasi besar. Tapi dengan langkah yang sedang dan telah dilakukan oleh Pj Gubernur Aceh, Samsul Rizal percaya, Aceh akan lebih baik di masa akan datang.

Mantan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) tersebut mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Pj Gubernur Aceh tidak begitu muncul di permukaan. Ia mencontohkan kunjungan ke sejumlah kementerian, bertemu Presiden Joko Widodo, dalam rangka membangun jembatan komunikasi, agar pemerintah Pusat melakukan intervensi khusus untuk Aceh dalam sektor pembangunan. Kunjungan tersebut sepi dari pemberitaan. Pj Gubernur meminta timnya untuk tidak mempublikasikan secara luas.

“Tidak mudah membangun Aceh. Harus diingat Aceh sudah terlanjur diurus secara tidak serius pada periode lalu. Terlalu banyak masalah yang tidak selesai. Terlalu banyak persoalan pembangunan yang tidak dicarikan jalan keluar,” kata Samsul Rizal.

Ia mencontohkan berlarut-larutnya pembebasan lahan Waduk Keureutoe dan Waduk Tiro. Sampai sekarang belum selesai. Mengapa? Karena Nova Iriansyah tidak menjalankan roda Pemerintah Aceh dengan semestinya. Dampak buruk lainnya, saat ini Waduk Tiro dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Pembebasan lahan Jembatan Pango dan ruas jalannya tidak selesai selama Nova memegang tampuk kekuasaa.”Terlalu banyak persoalan yang ditinggalkan sehingga Aceh menanggung beban begitu besar,” katanya.

Saat ini, yang tidak banyak diketahui publik, Pj Gubernur Aceh sudah memerintahkan jajarannya menyusun draft Qanun Dana Abadi Pendidikan. Kemudian Menyusun data stunting by name by address. Termasuk juga melobi Pusat sehingga rancangan perubahan UU Nomor 11 Tahun 2006 (UUPA) telah masuk dalam Prolegnas.

Pj Gubernur Aceh juga sudah mengumpulkan bupati/wakilota se-Aceh, melakukan evaluasi kinerja, sekaligus membahas tantangan dan mencarikan jalan keluar. Pertemuan tersebut akan dilakukan lagi setiap tiga bulan sekali.

“Dalam rentang 100 hari kerja, banyak yang telah Pak Pj Gubernur Aceh lakukan. Ia juga tidak menutup diri dari saran,” imbuh Prof.Samsul Rizal.

 

Artikel SebelumnyaTak Ada Janji 100 Hari dari Achmad Marzuki
Artikel SelanjutnyaFun Walk Golkar Bireuen Bertabur Hadiah
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here