Komparatif.ID, Lhokseumawe— Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan masjid Meurah Silu yang diinisiasi oleh Yayasan As-Sumatrani di kompleks makam Sultan Malikussaleh, Samudera, Senin (12/9/2022).
Pendiri Yayasan Kebangkitan Peradaban As-Sumaterani (KPAS) Muzakkir Manaf mengatakan, pembangunan masjid Meurah Silu di komplek makam Sultan Pasai pertama harus menjadi momentum memperkuat nilai keislaman di Aceh.
“Pembangunan ini harus menjadi momentum memperkuat agama di tanah kita yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW,” ujar Muzakkir.
Pria yang akrap disapa Mualem itu juga mengatakan yayasan yang dirikan bertutujuan mengembangkan dan memelihara peradaban islam melalui program-program terencana. Yayasan As-Sumatrani juga akan membangun masjid-masjid serupa juga akan dibangun di kawasan Peureulak, Pedir (Pidie), Linge (Aceh Tengah), Nagan Raya, serta lokasi-lokasi lainnya.
Selain membangun masjid di tempat strategis, KPAS juga aktif menyantuni anak yatim serta fakir miskin. Dana yang digunakan dalam pembangunan masjid Meurah Silu berasal dari CSR beberapa perusahan besar yang beroperasi di Aceh Utara dan diorganisir langsung oleh KPAS.
Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah menyambut baik pembangunan masjid di kawasan makam Sultan Malikussaleh. Pembangunan ini membantu memperbaiki kawasan makam, sehingga semakin indah untuk menjadi ikon wisata religi Aceh.
Azwardi juga mengatakan keberadaan masjid yang akan dibangun diharapkan mampu menjadi tonggak baru, agar masyarakat Aceh kembali melihat sejarah serta memeliharanya. Serta menjadi titik awal pembangunan berkelanjutan di kawasan makam.
“Pembangunan ini harus kita jadikan momentum untuk bangkit, serta menjadi tonggak pentingnya sejarah tentang betapa pentingnya Islam pada peradaban kita,” ujar Azwardi.
Ketua Majelis Ulama Nanggroe Aceh H Muhammad Ali atau yang biasa disapa Abu Paya Pasi mendukung penuh pembangunan ini. Menurutnya, pembangunan masjid ini tidak hanya akan memperindah kawasan makam, tapi juga sebagai bentuk penegasan bahwa Islam bisa memiliki peradaban besar yang mempengaruhi kawasan Asia Tenggara.
“Pasai ini pintu masuk islam, dan peradaban besarnya tidak hanya mempengaruhi Indonesia saja, tapi juga seantero Asia Tenggara,” ucap Abu Paya Pasi.