
Komparatif.ID, Bireuen— Petani bawang merah Lhok Awe Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, mulai memetik hasil budidaya beberapa bulan terakhir. Musim panen bawang merah kali ini disambut antusias karena hasil melimpah dan harga jual tinggi di pasaran memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan musim sebelumnya.
Sejumlah petani menyebutkan hasil panen meningkat secara signifikan. Salah satu petani, Tgk. Saifuddin (47), yang baru pertama kali menanam bawang merah di lahan seluas 2.000 meter persegi mengaku hasil panen tahun ini sangat memuaskan.
Ia menjelaskan modal usaha yang digunakan bersumber dari Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Lhok Awe Teungoh. Menurutnya, bantuan modal dari BUMG sangat membantu petani yang belum memiliki cukup dana untuk memulai budidaya.
Besarnya modal bervariasi, tergantung luas lahan dan jumlah benih, dan dapat mencapai hingga Rp20 juta. Skema pengembalian modal dilakukan setelah panen, dan keuntungan dibagi sepertiga untuk BUMG.
Saifuddin menjelaskan harga bawang merah di pasar lokal di kawasan Bireuen saat ini berkisar antara Rp45.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai daerah, sementara pasokan dari produsen belum sepenuhnya stabil.
“Saya bersyukur hasil panen tahun ini bagus. Harga bawang merah juga sedang tinggi, jadi keuntungan lebih besar,” ujarnya kepada Komparatif.ID, Senin (4/8/2025).
Selain Tgk. Saifuddin, hasil serupa juga dicapai Salman (45) yang mengolah lahan seluas 4.000 meter persegi bersama rekannya, Ridwan (51). Salman menyebut dana desa yang disalurkan melalui BUMG sangat membantu dalam memulai usaha pertanian ini.
Baca juga: Bea Cukai Aceh Musnahkan Hampir 45 Ton Bawang Merah
Ia optimis hasil panen kali ini cukup untuk membiayai penanaman berikutnya tanpa perlu bantuan tambahan. “Kami dibantu modal dari Dana Desa lewat BUMG. Untuk ke depan kami perkirakan hasil panen ini cukup untuk membiayai sendiri penanaman bawang merah berikutnya,” terangnya.
Berdasarkan pengamatan Komparatif.ID di lapangan, kualitas hasil panen yang diperoleh petani di Lhok Awe Teungoh tergolong baik, baik dari segi ukuran umbi maupun tingkat kerusakan yang minim.
Secara keseluruhan, terdapat 12 petani bawang merah Lhok Awe Teungoh yang mengembangkan budidaya bawang merah dan saat ini sedang dalam proses panen. Mereka menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi desa yang didorong melalui pemanfaatan dana desa secara produktif.
Sekretaris Desa Lhok Awe Teungoh, Junaidi, berharap keberhasilan ini menjadi awal yang baik bagi pengembangan komoditas bawang merah di desa tersebut. Pihak desa juga mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen untuk turut serta memberikan pelatihan dan pendampingan teknis kepada para petani agar produktivitas dapat terus meningkat.
“Kami berharap kepada dinas pertanian Kabupaten Bireuen dapat memberikan pendampingan kepada para petani bawang merah. Selain menggunakan Dana Desa, ke depan, kami ingin ada bantuan bibit unggul dan teknologi pengolahan pascapanen agar hasilnya lebih maksimal,” ujarnya.
Meski demikian, petani setempat masih menghadapi tantangan, seperti fluktuasi harga dan serangan hama. Beberapa petani berharap adanya sistem pemasaran yang lebih stabil agar mereka tidak terlalu bergantung pada harga pasar yang tidak menentu.











