Sedang Asyik Panggang Ayam, Pengunjung Pantai Binasi Tapteng Diobrak-abrik Sejumlah Pria

Sedang Asyik Panggang Ayam, Pengunjung Pantai Binasi Tapteng Diobrak-abrik Sejumlah Pria
Tiga pria yang mengobrak-abrik proses pemanggangan ayam di Pantai Binasi, Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Foto: Tangkapan layar, disitat dari sinarlintasnews.

Komparatif.ID, Pandan—Jangan berwisata ke Pantai Binasi, Sorkam, Tapanuli Tengah. Karena keamanan dan kenyamanan Anda tidak dijamin. Siapa saja berpotensi diganggu oleh preman, dan tidak akan ada yang membantu Anda.

Kenyataan pahit dialami oleh sekelompok wisatawan lokal, yang sedang berwisata ke Pantai Binasi, Kelurahan Sorkam, Kecamatan Sorkam, Tapanuli Tengah, Minggu (17/8/2025). Tidak ada yang dilanggar oleh para wisatawan yang terdiri dari keluarga besar.

Ketika sedang asyik memanggang sejumlah ayam di bawah pohon di tepi Pantai Sorkam, tiba-tiba tiga lelaki dewasa datang dan langsung mengamuk. Mereka mengobrak-abrik tempat pemanggangan ayam yang dibuat secara tradisional. Ayam-ayam yang sedang dipanggang, mau tak mau harus terpapar abu dan pasir pantai.

Wisatawan yang sedang memanggang ayam, terkejut luar biasa. Mereka bertanya apa yang sedang terjadi. Bahkan ada seorang wisatawan perempuan yang mencoba menahan seorang pria tua supaya menghentikan huru-hara, tapi pria tua itu justru bertambah songong.

“Kami minta maaflah. Masak ayam mau masak mau dibuang,’ kata seorang wisatawan pria dengan logat Batak-nya yang kental.

Baca juga: 3 Pelaku Pungli di Pantai Kapuk Diciduk Satgas Polda Aceh

Seorang pria tua yang paling beringas saat aksi obrak-abrik mengatakan dengan nada tinggi bila wisatawan melanggar undang-undang. Tapi saat ditanya undang-undang apa yang dilanggar, pria tua itu meninju telepon genggam milik wisatawan.

Amuk para pria yang diduga preman tersebut, diposting ke media sosial oleh Putralio Rambe berdurasi 2 menit 45 detik. Video tersebut mendapatkan reaksi dari netizen.

Para warganet menyesali terjadinya aksi obrak-abrik tersebut. Bilapun wisatawan salah—karena telah memanggang ayam di tepi pantai, seharusnya pria-pria itu memberitahu. Tidak perlu sampai mengobrak-abrik dengan sangat tidak manusiawi.

Seorang warganet di media sosial @thread menyebutkan dia pernah berwisata ke Pantai Binasi ketika masih SMA. Di sana bakar-bakar di tepi pantai memang tidak diperbolehkan oleh sejumlah orang yang diduga pedagang. Saat mereka duduk di dekat bekas pembakaran sesuatu, sekelompok orang mendekat dan marah-marah.

SDM memang masih kurang. Ntah maksudnya dilarang agar jualannya laku kebele. Padahal bisa diomongin dengan baik-baik juga,” tulis akun Thread @aboutsky52.

Sejumlah warganet mengatakan berwisata ke Sumatera Utara gampang-gampang susah.

Selalu banyak hal yang tidak dapat ditebak. Umumnya berupa pungutan liar dari orang-orang yang mengaku anggota ormas. Bahkan sering terjadi, orang-orang yang duduk di fasilitas publik seperti taman kota, dimintai parkir oleh preman. Parkir bukan untuk kendaraan, tapi untuk yang sedang duduk.

Artikel SebelumnyaTes Kemampuan Akademik 2025: Jembatan Menuju Pendidikan yang Memerdekakan
Artikel SelanjutnyaIlliza Targetkan Banda Aceh Bebas Sampah pada 2027

1 COMMENT

  1. Yup, orang medan banyak yang wisata ke aceh. sedangkan orang aceh banyak juga yang ke medan. yang aneh, kenapa daerah sana lebih berkembang daripada aceh, meskipun premanisme merajalela? wallahu’alam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here