Peneliti CSIS Sebut Arogansi DPR Jadi Pemicu Gelombang Demo

Peneliti CSIS Sebut Arogansi DPR Jadi Pemicu Gelombang Demo
Aksi demostrasi di depan Mapolda Metro Jaya Jakarta pada Jumat (29/8/2025). Ribuan pendemo menuntut keadilan bagi Affan Kurniawan, ojol yang meninggal karena dilindas mobil rantis Brimob. Foto: NurPhoto via Getty Images.

Komparatif.ID, Jakarta— Gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah dalam beberapa hari terakhir dinilai tidak lepas dari sikap arogansi DPR. Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal, menyebut sejumlah kebijakan dan pernyataan politikus justru memperlebar jurang antara elite dan masyarakat.

“Banyak kebijakan-kebijakan yang memang tidak sesuai dengan nalar publik dan tidak tepat sasaran. Itu yang pertama. Yang kedua, sikap arogansi elite politik ini juga memicu ya,” kata Nicky dalam keterang resminya, Sabtu (30/8/2025).

Ia menyebut salah satu contoh arogansi DPR seperti yang dilontarkan politisi NasDem Ahmad Sahroni terkait gaji dan tunjungan. Menurut Nicky, ucapan Sahroni yang menyebut masyarakat yang minta DPR dibubarkan sebagai “orang tolol” menimbulkan kemarahan publik karena dianggap merendahkan kondisi ekonomi rakyat yang sedang terhimpit.

“Seperti yang kita saksikan tuh model kayak Sahroni siapa-siapa itu ya. Itu juga memicu. Ditambah lagi anggaran DPR itu kan berlebihan,” ujarnya.

Ia menambahkan kenaikan anggaran DPR menimbulkan ketimpangan, terlebih di saat banyak masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Menurutnya, hampir semua lapisan sosial tengah menghadapi tekanan akibat biaya hidup yang tinggi, gaji yang pas-pasan, serta meningkatnya angka kemiskinan.

“Kalau menurut saya sih itu kan nggak perlu keluar ya. Pernyataan itu kan menyakitkan masyarakat. Terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Apalagi saluran aspirasi publik itu masih menyempit, jadi wajar kalau publik marah,” lanjut Nicky.

Baca juga: Fadhlullah Minta Masyarakat Aceh Tidak Ikut-ikutan Demo

Ia menilai Sahroni semestinya tidak hanya dicopot dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR, melainkan juga mundur dari keanggotaan DPR. Sebelumnya, Partai NasDem merotasi Sahroni ke Komisi I DPR.

“Menurut saya kalau dia dicopot sebagai Wakil Ketua Komisi III itu baru langkah kecil. Harusnya model seperti itu mundur dari keanggotaan DPR,” tegasnya.

Nicky juga menyoroti gaya hidup para pejabat yang dinilai bertolak belakang dengan kondisi masyarakat. Di tengah wacana efisiensi anggaran, ia menilai pejabat justru masih mempertontonkan kemewahan.

“Kita tahu persis, kita lihat sisi lain efisiensi tapi gaya hidup pejabat kan mewah ya,” ucapnya.

Kemarahan publik semakin meluas setelah peristiwa tewasnya driver ojek online, Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi berlangsung. Menurut Nicky, tragedi itu menjadi pemicu tambahan yang memperbesar gelombang demonstrasi di ibu kota hingga ke daerah-daerah.

Artikel SebelumnyaFadhlullah Minta Masyarakat Aceh Tidak Ikut-ikutan Demo
Artikel SelanjutnyaAkhmad Munir Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2025–2030

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here