Pemimpin Aceh Miskin Gagasan

Pemimpin Aceh Miskin Gagasan Usman Lamreung. Foto: Komparatif.ID/Rizki Aulia Ramadan.
Usman Lamreung. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Akademisi Universitas Abulyatama Usman Lamreung menyebut para pejabat dan pemimpin Aceh tidak memiliki gagasan untuk memajukan Bumi Serambi Mekkah.

Hal tersebut ia sampaikan pada diskusi Poh Cakra Politik, Pemimpin Politik Aceh 2024-2029 yang digelar DPD Projo Aceh di Soba Cafe, Banda Aceh, Rabu (23/5/2024).

“Pemimpin kita sekarang miskin gagasan,” ujar Usman Lamreung.

Menurutnya, calon pemimpin tidak boleh hanya berkutat pada popularitas ketokohan atau partai, tapi dari kemampuan berpikir yang diejawantahkan ke dalam gagasan yang bisa diuji dan dikuliti masyarakat. Usman mengatakan, meski baliho-baliho calon bermunculan, belum ada tokoh yang menawarkan gagasan untuk didiskusikan.

“Saat ini kepemimpinan hanya berbicara pada popularitas (tokoh atau partai). Padahal kita butuhnya gagasan. Dari calon yang bermunculan belum ada yang menyampaikan gagasan,” lanjutnya.

Lulusan Universitas Merdeka Malang (Unmer Malang) ini menjelaskan, gagasan berperan penting sebagai jalan yang akan dilalui pemimpin Aceh ketika menjabat nantinya. Sehingga proses menuju tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

“Pemimpin itu harus tahu jalan mewujudkan gagasannya,” ungkapnya.

Baca jugaHumam: Daerah Ini Harus Dipimpin Aceh Pungoe

Lemahnya kepemimpinan di Aceh menurut Usman tidak hanya terjadi pada level Gubernur atau Bupati, tapi hingga ke tataran pemilihan Kepala SKPA yang tidak menjalankan meritokrasi secara optimal.

“Pengelolaan anggaran tidak beres, bahkan penempatan posisi di lingkungan pemerintahan bermasalah dan tidak lepas dari money politic,” ujar Usman.

Ragam masalah yang mendera isu kepemimpinan di Aceh menyebabkan implikasi yang tidak dapat ditolak; politik uang. Usman Lamreung mengatakan wajar bila di Pilkada nanti masyarakat akan memilih tokoh “berdompet tebal” dibandingkan tokoh-tokoh yang lebih kompeten.

Meski begitu, Usman tidak menampik Aceh memiliki SDM melimpah yang mampu membawa Aceh lebih baik. Namun hal tersebut sulit sekali diwujudkan karena partai politik menutup peluang tersebut.

“(Aceh) bukan tidak ada orang pintar, tapi partai politik menutup peluang untuk orang selain dari kelompoknya,” pungkasnya.

Artikel SebelumnyaDitumbangkan Atalanta 3-0, Rekor Unbeaten Leverkusen Terhenti
Artikel SelanjutnyaCari Pemimpin Berkualitas, Projo Aceh Gelar Poh Cakra Politik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here