Pembatalan Venue PON di Bireuen Karena Negara Sedang Berhemat

Desain Stadion Bireuen (Satdion Paya Kareung) yang dijanjikan akan dibangun di Bireun. Foto: ist.
Desain Stadion Bireuen (Satdion Paya Kareung) yang dijanjikan akan dibangun di Bireun. Foto: ist.

Komparatif.ID, Bireuen—Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A. Gani menanggapi perihal pembatalan Bireuen dan Pidie sebagai penyelenggara sepak bola putra pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Sumut-Aceh. Ia mengatakan urungnya dilibatkan Bireuen dan Pidie karena negara sedang menghemat anggaran.

Muzakkar A. Gani, Minggu (17/7/2022) menjelaskan bahwa ide penetapan Bireuen sebagai salah satu tempat penyelenggaraan PON XXI 2024 Sumut-Aceh, ketika ia kunjungan Presiden Joko Widodo ke Bireuen dalam rangka menghadiri Kenduri Kebangsaan.Syaratnya Bireuen harus punya stadion. Muzakkar meminta Pemerintah Pusat membangun Stadion Paya Kareung.

Dalam perjalanannya, kala Muzakkar bertandang ke Jakarta, ia bertemu dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Ia meminta kepada Moeldoko agar membantu perjuangan maujudnya stadion tersebut melalui dana PON XXI.

Dalam perjalanan waktu, persiapan pelaksanaan pembangunan Stadion Paya Kareung terus dimatangkan. Namun karena kondisi perekonomian dunia terus bermanuver tak pasti karena Covid-19, mau tak mau Pemerintah harus berhemat, sehingga stadion tersebut tidak dapat dibangun dalam waktu cepat.

Di sisi lain, dalam rangka melakukan penghematan, sejumlah rencana PON yang digelar bareng antara Sumatera Utara dan Aceh, harus diubah. Pemerintah menekankan pentingnya efisiensi anggaran. Salah satu jalan yang ditempuh adalah meniadakan Bireuen dan Pidie sebagai bagian dari penyelenggara cabang olahraga PON.

Bukan hanya itu, rencana pembangunan main venue di Kuta malaka, Aceh Besar juga dibatalkan. Semua fasilitas utama akan dibangun di lahan USK II di Neuheun, Baitussalam Aceh Besar.

Muzakkar juga menjelaskan, perihal pembongkaran Stadion Cot Gapu yang menjadi home base Persatuan Sepakbola Seluruh Bireuen (PSSB) karena bangunannya sudah sangat uzur. Dengan pertimbangan sisi keselamatan manusia, maka Pemerintah Bireuen harus membongkarnya.

“Sudah tidak layak pakai lagi, sudah retak. Bila dibiarkan maka suatu waktu akan mendatangkan musibah bagi masyarakat,” katanya.

Dalam konteks sosial keagamaan, keberadaan Stadion Cot Gapu juga sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Di dekat stadion ada masjid. Selain itu anak muda dan mudi kerap memanfaatkan Kawasan itu sebagai tempat nongkrong bergelap-gelap di malam hari.

Oleh karena itu, Pemkab Bireuen menilai di bekas stadion yang paling mungkin diubah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang multifungsi. Dapat dipergunakan untuk upacara, wisata keluarga, hingga pusat keramaian ketika ada event-event pameran.

Kembali ke rencana pembangunan Stadion Paya Kareung, Muzakkar berkomitmen tetap memperjuangkannya kepada Presiden. Dia akan mengingatkan Presiden Jokowi tentang betapa pentingnya keberadaan stadion utama di kabupaten tersebut.

Muzakkar berterima kasih kepada peminat olah raga yang mengkritik keputusannya. Dia menyebutkan keberadaan pengkritik merupakan keniscayaan dalam sebuah pemerintah di negara demokrasi.

 

Artikel SebelumnyaPrestasi Aceh Pada Tiga PON Terakhir
Artikel SelanjutnyaPj Bupati Aceh Utara Imbau ASN Jaga Integritas
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here