Pancasila Adalah Rumah Bersama dan Ruh Etis-Spiritual Bangsa

Pancasila Adalah Rumah Bersama dan Ruh Etis-Spiritual Bangsa
Webinar Seri ke-8 Kajian Studi Islam yang digelar Program Studi Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (14/8/2025). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Pancasila tidak hanya dimaknai sebagai dasar negara, tetapi juga menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya lahir dari tradisi keagamaan dan kearifan lokal Nusantara, sehingga mampu menjadi titik temu, tumpu, dan tujuan bersama bagi kemajuan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Maheswara Utama BPIP RI, Prof. Dr. Muhammad Sabri M.Ag, pada webinar Seri ke-8 Kajian Studi Islam yang digelar Program Studi Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (14/8/2025).

“Pancasila adalah bintang penuntun yang harus terus dihidupkan sebagai landasan moral dan spiritual bernegara,” ujar Sabri dalam paparannya.

Ia menegaskan, nilai-nilai Pancasila seharusnya dihayati bukan hanya pada tataran normatif, tetapi juga menjadi pedoman nyata dalam tindakan setiap warga negara.

Sabri mengingatkan berbagai tantangan global yang tengah dihadapi Indonesia, antara lain eksklusivisme, intoleransi, radikalisme, hingga pengaruh ideologi transnasional seperti khilafatisme, komunisme, liberalisme, dan ateisme.

Baca juga: Prof Syamsul Rijal: Pancasila Jalan Memartabatkan Bangsa

Menurutnya, lemahnya pemahaman terhadap Pancasila membuat masyarakat, terutama generasi muda, rentan terhadap perpecahan.

Ia memaparkan dimensi filosofis Pancasila dari sisi ontologis, epistemologis, hingga aksiologis. Penjelasan ini juga dihubungkannya dengan pandangan para pendiri bangsa serta pemikiran sejumlah tokoh dunia, untuk menunjukkan relevansi Pancasila dalam menjawab tantangan lintas zaman.

“Pancasila harus kita posisikan sebagai ethico-spiritus, ruh etis-spiritual yang mengikat moral dan spiritual bangsa. Tanpa itu, arah kebangsaan kita akan mudah goyah,” tegasnya.

Sabri menutup pemaparannya dengan menekankan perlunya peran semua pihak dalam menghidupkan kembali semangat Pancasila di tengah masyarakat.

Ia menyebut pendidikan, media, dan komunitas sosial memiliki kontribusi besar dalam menanamkan nilai kebangsaan yang moderat, terbuka, dan berakar pada budaya sendiri.

Menurutnya, menjaga Pancasila berarti menjaga Indonesia itu sendiri, sebab di dalamnya tercermin cita-cita, harapan, dan semangat persatuan yang diwariskan para pendiri bangsa. Tanpa kesadaran kolektif untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila, rumah bersama bernama Indonesia akan kehilangan pondasi yang kokoh.

Webinar yang berlangsung secara daring ini diikuti oleh akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Artikel SebelumnyaKasus Dugaan Korupsi Dinkes Aceh Tengah Naik ke Penyidikan
Artikel SelanjutnyaKonflik Aceh Berpotensi Berulang Bila Kemiskinan Tak Teratasi
Zikril Hakim
Reporter magang untuk Komparatif.ID. Meliput isu-isu sosial, dan olahraga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here