Obituari: Zulfikar Komo

Zulfikar Komo
Zulfikar alias Komo. Foto: HO for Komparatif.ID.

Zulfikar bukan tokoh besar. Ia bukan pejabat. Bahkan mungkin Camat Juli saja tidak tahu bahwa di wilayahnya ada warga bernama Zulfikar yang sehari-hari dipanggil Komo oleh orang yang mengenalnya di Kota Bireuen. Ia bukan siapa-siapa, selain juru parkir. Tapi ketika ia pulang ke Kampung Barzah, banyak orang menyampaikan belasungkawa.

Minggu malam, 15 Juni 2025. Di sejumlah WA group tersiar kabar bila Zulfikar alias Komo telah meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah, Bireuen. Ia mengembuskan nafas terakhir setelah Magrib. Meninggalkan dua anak dan satu istri di semua rumah sewa di Gampong Blang Keutumba, Juli, Bireuen.

Baca: Zulfikar Juru Parkir Baik Hati itu Telah Pergi

Di dunia perparkiran di Kota Bireuen, tak banyak juru parkir yang bisa dekat dengan pengguna kendaraan bermotor. Di antara yang langka itu, terdapatlah Zulfikar. Pria bertubuh tambun tersebut disukai oleh semua orang yang pernah menggunakan jasanya sebagai juru parkir.

Sudah beberapa tahun Komo ditugaskan oleh pengelola parkir di depan Grand Kupi dan Meunasah Kulah Batee, sekitar 500 meter sebelah timur RSUD dr. Fauziah. Berbekal peluit, baju khas juru parkir, dan tanda pengenal, ia mengatur parkir tiap kendaraan yang berhenti di wilayah kerjanya.

Wajahnya selalu tersenyum. Kepada siapapun dan dalam kondisi cuaca apa pun. Matahari terik dan menyengat tidak membuatnya mudah naik darah. Hujan lebat tidak membuatnya uring-uringan. Bila ia sempat, Komo bersedia membantu membelikan rokok dan nasi bungkus untuk pengunjung Grand Kupi yang meminta bantu kepadanya.

Meski hampir semua orang menyenangi dirinya, Komo tidak besar kepala. Dia menjaga diri dalam berkomunikasi. Ia tidak menolak bila ditraktir segelas kopi. Tapi jarang sekali minta ditraktir. Demikian juga perihal rokok. Hanya kepada beberapa orang ia berani meminta sebatang rokok, bila job jarkirnya sedang sepi.

Sesekali dia pun tetap mempersilakan pemilik kendaraan berangkat begitu saja, bilamana mengatakan sedang tidak memegang uang receh. Komo tetap menunjukkan ekspresi hormat, bila sesekali pemilik kendaraan menunjukkan wajah tidak ramah.

Bila jam dinasnya selesai, ia meninggalkan tempat tugasnya, tanpa menagih terlebih dahulu kepada pemilik kendaraan.

Perilaku-perilaku baik tersebut membuat Muslim alias Tu Lem, pemilik kawasan wisata Teulaga Maneh, sangat sayang kepada Komo. Kala mengetahui juru parkir tersebut meninggal dunia, Muslim bergegas menuju rumah duka di Blang Keutumba.

Muslim juga yang memberikan laporan lengkap kepada komunitas WA group Grand Kupi Society tentang hal-ihwal kecelakaan lalu-lintas yang membuat Zulfikar meninggal dunia.

Sejak Jumat sore, 13 Juni 2025, ia absen bekerja karena harus dirawat di rumah sakit. Mulai Senin, 16 Juni 2025, Komo berhalangan tetap dalam usia 43 tahun. Ia dimakamkan di Kuala Jeumpa, kampung halamannya.

Kejari Bireuen Munawal Hadi mengenang Komo sebagai juru parkir yang santun. Dia pandai membawa diri. Tenaga Ahli DPRK Bireuen Teuku Nagorsyah, juga memiliki ingatan yang sama tentang Zulfikar. Juru parkir itu pria yang santun, petugas parkir yang tidak jelimet.

Ketua Gapensi Bireuen Teuku Munzir Balia, Wakil Ketua DPRA Saifuddin Muhammad, mantan anggota DPRA Purnama Setia Budi, mantan kontraktor kaya pengalaman Ogut, agen serba bisa Wan Cabe, Murdani mantan kepala dinas, Abie Bram mantan pelaut, dan banyak lainnya, mengenang Zulfikar sebagai juru parkir yang asyik, baik hati, dan kadang-kadang lucu. Mereka semua berduka.

Selamat jalan, Bang Zulfikar Komo.
Artikel SebelumnyaZulfikar, Juru Parkir Baik Hati itu Telah Pergi
Artikel SelanjutnyaGAM Desak 4 Pulau Dikembalikan ke Aceh Tanpa Syarat
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here