Nezar Patria dilantik sebagai Wakil Menteri Kominfo pada Senin, 17 Juli 2023. Saya tidak sempat menulis berita tentang pelantikan Nezar Patria. Karena sedang ada urusan di rumah sakit bersebab putra saya sedang menjalani perawatan setelah menendang–tak sengaja– tembok sekolah beberapa minggu sebelumnya.
Pelantikan Nezar Patria membuat jagad Facecook di Aceh semarak. Maklum saja, pelantikan orang Aceh sebagai pejabat penting di Pusat, merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Di jajaran menteri di masa Presiden Jokowi, hanya Sofyan Djalil yang pernah menjabat.
Tulisan ini tidak berisi ucapan selamat. Selain sudah terlambat, Nezar Patria tentu sudah mendapatkan bejibun ucapan selamat dari kolega dan segenap orang yang mengenal dirinya.
Sama seperti kebanyakan orang lain, saya mengenal penulis kawakan tersebut sebagai jurnalis. Untuk urusan ini, namanya legendaris di era pers modern di Indonesia. Ia pernah menjadi Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, pernah menjadi anggota Dewan Pers, serta bekerja di beberapa media besar di Tanah Air. Dia juga pernah bekerja di beberapa BUMN setelah Erick Thohir menjadi Menteri BUMN. Soal kedekatan keduanya jangan ditanya. Kedua orang professional itu memiliki keterhubungan, selain juga trust yang besar di dalam hubungan yang dijalin.
Baca: Prolog Dialog di Monolog
Beberapa hari sebelum dilantik sebagai Wakil Menteri Kominfo, Nezar yang menjabat staf khusus Bidang Komunikasi Menteri BUMN, melaporkan podcast Tempo.co ke Dewan Pers. Peristiwa ini menarik, karena Tempo merupakan rumah tempat Nezar Patria dibesarkan sebagai jurnalis berintegritas. Laporan ke Dewan Pers mewakili Erick Thohir, menurut hasil analisa mereka, sebagai upaya menghormati kebebasan pers dan pers yang bertanggung jawab.
Hasil keputusan Dewan Pers beberapa hari kemudian menyatakan Tempo bersalah. Redaksi Tempo melanggar Pasal 1, 2, dan 3 Kode Etik Jurnalistik. KEJ merupakan pagar moral pers, dan itu dilanggar oleh Tempo. Podcast Tempo juga melanggar butir 2 huruf a dan b Peraturan Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-DP/III/2012 tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber.
Kembali ke Nezar sebagai personal. Ia orang Aceh yang bergerak di Pusat. Ia pernah menjadi salah seorang anak muda yang dicari karena aksi-aksi protesnya di masa lalu. Setelah reformasi, Nezar teguh di jalur jurnalistik. Sebagai wartawan, bukan pengusaha media. Diawali dari Majalah D&R—wajah lain Majalah Tempo setelah dibredel—hingga akhirnya menjadi Pemimpin Redaksi The Jakarta Post.
Setelah Pilpres 2019, ia pindah jalur. Menjadi Direktur kelembagaan PT Pos Indonesia. Kemudian Komut PT Dapensi Trio Usaha, Komisaris Independen PT Pegadaian, Staf Khusus V Bidang Komunikasi Menteri BUMN, dan kemudian dilantik sebagai Wakil Menteri Kominfo.
Apa yang menarik dari Nezar Patria? Sebagai anak muda yang mengagumi perubahan, saya melihat Nezar sebagai petarung. Dalam badai politik, jemarinya tidak riuh di media sosial. Ia muncul dengan tulisan-tulisan jurnalistik, maupun memoir yang ditulis apik. Di Facebook, Nezar menulis tulisan-tulisan ringan yang memantik romantisme.
Di dunia jurnalis, Nezar merupakan intelektual. Inilah yang membuat banyak orang menghormatinya. Setelah menjadi Wamen Kominfo, saya berharap ia juga tidak berhenti menjadi intelektual. Dunia komunikasi dan informasi di Indonesia penuh masalah. Setidaknya—seperti di tempat-tempat lain yang pernah ia singgahi—kehadiran Nezar dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.
Pornografi, judi online, ujaran kebencian, promo kekerasan, human trafficking, dan hoaks, merupakan masalah serius di jagad maya Indonesia. Judi online yang terjadi di Indonesia sudah sangat terang-terangan. Ini tantangan Kominfo.
Saya berharap, bila memungkinkan, Nezar Patria dapat memberikan sentuhan baru dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Waktu memang tidak lagi panjang. Tapi setidaknya—bila memungkinkan, ia dapat membangun komunikasi dengan bagus dengan stakeholder di Kominfo, sehingga kinerja mereka ke depan lebih baik.
orang Aceh yang hebat tidak sedikit. Tapi orang Aceh yang ada di pusaran kekuasan sangat sedikit. Kini kita telah punya Nezar di sana. Ia mampu mencapai level tertinggi di karir politiknya saat ini, berkat keteguhan, integritas, dan kesabaran. Semoga di jabatan yang baru Nezar tetap menjadi duta Aceh di pentas Nasional dengan segenap citra keacehannya yaitu teguh memegang komitmen, kuat menghadapi goncangan, dan senantiasa menjaga kehormatan. Semoga Nezar Patria mampu menyelesaikan masa jabatannya dengan penuh integritas. Selamat bekerja, dan semoga berjaya.