Narapidana Berbagi Ruang Sempit di Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli

Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli Wali Nanggroe
Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli Yuliana (kiri) menjelaskan kondisi Lapas yang ia pimpin kepada PYM Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar, Kamis (12/6/2025). Lapas tersebut mengalami over capacity dan kelistrikan. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Sigli—Saat ini Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli dalam kondisi over capacity. 155 warga binaan, harus berbagi ruang sempit di dalam 18 kamar. Enam bayi turut serta harus bernaung di dalam penjara, karena ibu mereka dikurung di sana.

Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, Kamis (12/6/2026) beranjangsana ke Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli, yang berada tidak jauh dari Kota Sigli, ibukota Kabupaten Pidie.

Baca: Sekretariat Humas DPR Aceh Habis Terbakar

Kedatangan Wali disambut gembira oleh Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli Yuliana,A.Md.IP.,S.H.,M.H. Ketika Wali tiba, dengan senyum ramah ia menyambut gembira.

Kedatangan Wali Nanggroe bertujuan meninjau kondisi Lapas Perempuan, yang menjadi tempat pembinaan mental dan hukum 155 orang perempuan, yang umumnya harus berhadapan dengan hukum, karena terlibat tindak pidana narkoba.

Kabag Kerjasama dan Humas Lembaga Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, menjelaskan, pada kunjungan tersebut Wali berkeliling. Menyusuri satu blok—dan blok satu-satunya—penjara yang terdiri dari 18 kamar.

Sembari menemani Wali berkeliling, Yuliana menjelaskan kepada Wali bahwa saat ini mereka mengalami berbagai kendala. Pasokan listrik menjadi salah satu masalah serius. Daya listrik sering mengalami fluktuasi. Kondisi tersebut sangat membahayakan penghuni lapas.

Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli kini mengalami kendala serius lainnya. Yaitu jumlah kamar dengan penghuni sudah tidak seimbang.

Kamar yang serharusnya dihuni oleh tujuh tahanan/narapidana, kini membludak menjadi 10 hingga 11 orang. Ditambah enam bayi, sungguh tidak ideal.

Secara aturan, Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli, hanya mampu menampung 72 orang tahanan/narapidana. Tapi saat ini harus menampung 155 warga binaan, terdiri dari 146 narapidana, dan sembilan tahanan. Serta enam bayi. Dua bayi lahir di dalam tahanan.

“Mereka harus berdesak-desakan di dalam ruangan sempit. Sungguh miris,” terang Yuliana. “Mereka pasti tidak nyaman,” tambahnya.

Yuliana berharap Wali Nanggroe menjadi penyambung aspirasi pengelola dan penghuni Lapas. Mereka berharap ada pembangunan lanjutan, supaya tempat menghukum dan membina warga tersebut, lebih manusiawi.

Menyahuti aspirasi Yuliana dan penghuni Lapas, Wali Nanggroe mengatakan akan membantu menyampaikan kondisi tersebut kepada pemerintah. “Saya siap membantu dan meminta Ibu Yuliana untuk menyampaikan data-data yang diperlukan. Pemerintah harus memberikan perhatian terhadap kondisi Lapas ini,” tegas Wali Nanggroe.

Wali juga menyempatkan diri menemui dan bercengkerama dengan para tahanan dan narapidana.

Kunjungan PYM Wali Nanggroe, didampingi oleh Kabag Kerjasama dan Humas Zulfikar Idris, perwakilan Kemenkum Dharny, Kepala Biro Hukum dan Pemerintah Aceh Junaidi, dan sejumlah orang lainnya.

Artikel SebelumnyaSekretariat Humas DPR Aceh Hangus Terbakar
Artikel SelanjutnyaBupati Bireuen Lantik Pejabat Baru, Pastikan Proses Sesuai Aturan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here