
Komparatif.ID, Yangon— Myanmar kembali diguncang gempa bumi pada Minggu (13/4/2025) pagi dengan kekuatan magnitudo 5,6. Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) melaporkan pusat gempa berada pada kedalaman 35 kilometer di bawah permukaan tanah.
Lokasi gempa kali ini diperkirakan sekitar 80 kilometer di sebelah selatan Kota Mandalay, sebagaimana dikutip dari laporan media Tiongkok, CGTN. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat gempa tersebut.
Namun guncangan tersebut tak hanya dirasakan di Myanmar, tapi juga menjalar hingga ke wilayah utara Thailand. Kantor berita The Nation melaporkan warga di Chiang Mai dan Chiang Rai ikut merasakan getaran gempa.
Di Chiang Mai, penghuni lantai tujuh sebuah kondominium di Tambon Suthep, distrik Mueang, mengatakan mereka melihat lampu langit-langit bergoyang perlahan dan merasakan sedikit getaran.
Baca juga: Korban Gempa Myanmar Terus Bertambah, Junta Minta Bantuan Internasional
Sementara di Chiang Rai, tepatnya di Tambon Thasud, warga yang tinggal di rumah kos Kemintra melaporkan tempat tidur mereka sempat bergetar akibat guncangan tersebut.
Di sisi lain, Divisi Meteorologi Thailand mencatat adanya aktivitas seismik lain yang terjadi di wilayah mereka. Gempa berkekuatan 1,8 skala Richter tercatat mengguncang Tambon Mae Na Toeng, distrik Pai, Mae Hong Son pada pukul 09.42 waktu setempat.
Pusat gempa ini terletak hanya satu kilometer di bawah permukaan tanah, dengan koordinat lintang 19.553° Utara dan bujur 94.421° Timur, memperlihatkan bahwa wilayah perbatasan ini masih dalam kondisi rawan terhadap aktivitas tektonik.
Guncangan terbaru ini terjadi hanya dua pekan setelah gempa besar berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada 28 Maret lalu. Gempa tersebut menyebabkan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia dan lebih dari 200 lainnya dinyatakan hilang.
Bencana tersebut meluluhlantakkan sejumlah besar infrastruktur penting di negara itu, termasuk gedung-gedung, jembatan, dan jalan utama. Aliran listrik juga sempat terputus di berbagai wilayah, menambah kesulitan bagi tim penyelamat yang berupaya menjangkau daerah terdampak.
Kota Sagaing, yang berada dekat dengan episentrum, serta Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dengan lebih dari 1,7 juta penduduk, mengalami kerusakan terparah.
Gempa susulan juga terus mengguncang wilayah tersebut dalam kurun waktu satu minggu setelah gempa besar. Salah satu gempa susulan berkekuatan 4,7 skala Richter tercatat mengguncang wilayah selatan Mandalay pada Jumat (11/4/2025) malam, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat.
Hingga kini, pihak berwenang di Myanmar masih dalam posisi siaga menghadapi kemungkinan gempa susulan yang bisa saja terjadi kapan saja.
Sementara itu, negara tetangga seperti Thailand juga meningkatkan kewaspadaan dan memantau secara ketat setiap aktivitas gempa yang terjadi di wilayah perbatasan.