MW KAHMI Aceh Respon Dinamika Pembangunan dengan BAIS

KAHMI Aceh Respon Dinamika Pembangunan dengan BAIS Koordinator Presidium KAHMI Aceh Prof. Syamsul Rijal. Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.
Koordinator Presidium KAHMI Aceh Prof. Syamsul Rijal. Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Koordinator Presidium Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Aceh, Prof. Syamsul Rijal, menekankan pentingnya memiliki infrastruktur yang dapat menegakkan karakter keumatan, dan mempertemukan nalar intelektual dari basis keilmuan yang beragam.

Hal tersebut ia sampaikan pada acara silaturahmi KAHMI Aceh di Gedung Wakaf KAHMI Aceh, Banda Aceh, Minggu (28/1/2024).

Prof. Syamsul Rijal juga menggarisbawahi untuk membangun kelembagaan KAHMI, seyogianya mengikuti strategi Rasulullah dalam mewujudkan kebangsaaan. Ini termasuk pembangunan infrastruktur, seperti masjid, mempersaudarakan tokoh Muhajirin dengan tokoh Anshar, dan mengeluarkan piagam madinah.

“Mempertemukan nalar intelektual dari basis keilmuan yang beragam adalah kekuatan prima yang diperlukan, dan mengacu kepada regulasi dari prinsip harmoni antar sesama serta mampu merawat perbedaan sebagai sebuah kekuatan, inilah spirit piagam madinah sebagai simbol damai bersama,” ujar Syamsul Rijal.

Lebih lanjut, Syamsul Rijal menyampaikan gedung kantor MW KAHMI, yang merupakan bagian dari waqaf keluarga besar KAHMI, kini mulai digunakan untuk aktivitas KAHMI Aceh. Hal ini merupakan langkah nyata dalam memaksimalkan aset yang dimiliki untuk mendukung berbagai kegiatan organisasi.

Koordinator Presidium MW KAHMI Aceh itu juga mengungkapkan tiga keputusan Presidium yang akan dimaksimalkan. Pertama, Lembaga Wakaf KAHMI akan dimaksimalkan fungsinya untuk mendukung keperluan umat.

Baca juga: Orasi di IAI al-Aziziyah, Prof. Syamsul Rijal Bahas Paradigma Kemanusiaan

Kedua, Badan Analisis Issue Strategis (BAIS) KAHMI akan dibentuk sebagai lembaga intelektual KAHMI merespon persoalan sosio-kultural-religi yang berkembang dalam dinamika pembangunan di Aceh. Ketiga, akan dibentuk lembaga Pusat Inkubator Bisnis untuk merespon keperluan inisiatif bisnis keluarga besar KAHMI.

“BAIS KAHMI akan dibentuk sebagai lembaga zona idea intelektual KAHMI dalam merespon persoalan sosio-kultural-religi yang berkembang dalam dinamika pembangunan di Aceh,” lanjutnya.

KAHMI Aceh mendukung anggota keluarga besar KAHMI Aceh yang memilih untuk ikut pemilihan legislatif (pileg) tanpa gesekan dan perseteruan yang dapat memecah belah persatuan.

Syamsul Rijal menekankan, meskipun KAHMI tidak berkecimpung dalam politik praktis, namun organisasi diharapkan dapat menjadi bagian dari dinamika demokrasi yang humanis.

“KAHMI tidak berpolitik, namun harus menjadi bagian dari proses dinamika demokrasi yang humanis,” pungkas Syamsul Rijal.

Acara silaturahmi KAHMI Aceh dihadiri Ketua KKR Aceh Masthur Yahya, Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) Prof. Dr. Apridar, eks Ketua KOHATI Bireuen Mutia Dewi, akademisi Mawardi Ismail, Achyar Rasyidi, sutradara pemenang Piala Citra Davi Abdullah, dan puluhan anggota KAHMI dari berbagai Kabupaten di Aceh.

Artikel SebelumnyaData 23 Geng Motor di Aceh Informasi Palsu
Artikel SelanjutnyaMaimunzir: Dari Seni ke Parlemen, Untuk Pulihkan Fungsi Dewan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here