Musibah Kala Study Tour, Semua Salah Guru?

study tour
Feri Irawan.

Akhir-akhir ini penolakan study tour semakin luas. Beberapa kecelakaan yang merenggut nyawa siswa menjadi perhatian publik, yang berujung kecaman terhadap guru.

Bahkan keceman-kecaman itu sudah termasuk tidak pantas. Menghina guru seolah-olah ingin jalan-jalan gratis dengan memanfaatkan perjalanan wisata para siswa.

Baru-baru ini, kecelakaan rombongan study tour terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Salah satunya kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Larangan study tour pun bermunculan. Padahal kegiatan ini sekolah sudah disiapkan sejak Juli atau awal tahun ajaran, dan disosialisasikan serta dikembalikan ke orangtua siswa, diminta pendapatnya dan menjelaskan kenapa sekolah menngadakan study tour.

Baca: Siapa Berani Lawan Mualem Pada Pilkada 2024

Seperti lirik lagu alm. Megi Z, “kau yang berlabuh aku yang tenggelam”. Ibarat kapal laut menyeberangi lautan, tiba-tiba tenggelam sebelum sampai daratan. Tenggelamnya itu bisa jadi kelebihan muatan, kerusakan teknis, atau cuaca buruk. Jadi jangan disalahkan penumpangnya atau program kegiatannya. Tapi itulah yang terjadi.

Dalam hidup, setiap manusia tidak selamanya melewati jalan yang mulus. Terkadang, seseorang dihadapkan pada kejadian-kejadian yang menyulitkan dan merenggut kebahagian, seperti kecelakaan rombongan study tour siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater.

Kebetulan yang lagi apes SMK Lingga Kencana yang sedang outing class. Bagaimana kalau yang apes rombongan anggota dewan atau ibu darma wanita bhayangkari? Apakah darmawisata mereka mau dilarang juga?

Musibah adalah bagian dari skenario Allah yang harus dijalani oleh setiap manusia di muka bumi ini. Oleh karenanya, musibah akan tetap datang silih berganti selama dunia ini masih berputar. Musibah merupakan rahasia Allah yang tidak dapatkah dihindari atau ditunda barang sedetik pun.

Sebagai hamba Allah, manusia hendaknya berpikir positif bahwa sebuah musibah diturunkan dengan suatu maksud tertentu. Di balik musibah tersebut, pasti terdapat pelajaran yang dapat dipetik agar manusia menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Dibutuhkan keikhlasan dan kerelaan untuk bisa berdamai dengan kemalangan yang menimpa.

Setiap musibah pasti ada sebab. Kecelakaan di Ciater disebabkan karena rombongan wisata dari sekolah tersebut menggunakan armada yang tidak laik jalan. Peristiwa naas tersebut bisa menimpa siapa saja. Jadi masalah utamanya bukan study tour-nya, tapi kelayakan armada yang digunakan atau kelegalan usaha perjalanan wisatanya.

Seharusnya pihak yang dievaluasi Dinas Perhubungan dan kepolisian. Kenapa mobil tahun 2023 tidak membayar KIR, tidak membayar pajak, oli tidak diganti satu tahun, tapi bisa merajalela di jalanan?

Selanjutnya biro perjalanannya, ilegal atau tidak. Sesuai Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.85/HK.501/MKP/2010, biro perjalanan wisata harus terdaftar sebagai anggota Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) untuk mengantongi izin operasional dari Pemerintah.

Apakah harus guru yang memastikan bahwa armada yang disediakan biro perjalanan wisata laik jalan? Apakah konsumen yang harus mengontrol kelaikan jalan armada yang disediakan travel wisata berizin?

Ikhtiar guru sudah benar? Mencari biro perjalanan wisata yang legal, karena beranggapan mereka memiliki SOP sesuai peraturan. Guru tidak pernah mengira bahwa dinas perhubungan,dinas perizinan,kepolisian ternyata tidak bekerja dengan benar. Biro wisata resmi ternyata kualitasnya abal-abal.

Seharusnya, guru baru boleh dihukum bila menggunakan biro wisata tak resmi alias abal-abal.

Berkaca dari hal d iatas, ke depan dinas pendidikan dapat bekerja sama dengan asosiasi perjalanan untuk menetapkan standar pelaksanaan study tour di sekolah. Selain menyetarakan biaya study tour, standarisasi juga bisa menjaga kualitas layanan yang didapatkan para siswa.

Standarisasi tersebut juga berguna untuk mengurangi penyimpangan anggaran yang rawan terjadi saat sekolah melaksanakan darmawisata. Jadi jangan hanya menyalahkan sekolah.

Apalagi ada pihak-pihak di “luar sana’ menuding para guru mendapatkan untung lebih dari dilaksanakannya kegiatan oleh sekolah. Apakah setelah pelaksanaan kegiatan jalan-jalan banyak guru di sekolah yang harta kekayaannya seperti para pejabat yang melakporkan harta kekayaannya ke LHKPN?

Lantas apa untungnya study tour diadakan?

Melansir rri.co.id Jumat (17/5), kegiatan study tour biasanya diadakan institusi pendidikan. Kegiatan ini dianggap lebih dari sekadar perjalanan rekreasi bagi para siswa, tetapi juga memberikan pengalaman pendidikan yang berbeda.

Kegiatan ini identik dengan kegiatan jalan jalan yang menyenangkan, namun selain menyenangkan terdapat beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa.

Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari perjalanan study tour. Pertama, memberikan pengalaman yang tidak ditemukan di kelas. Tidak semua hal mengenai proses belajar dapat dihadirkan di kelas.

Kedua, memberikan sumber informasi secara langsung. Membaca buku saja tidak akan cukup untuk memahami sebuah permasalahan. Dengan aktivitas ini siswa dapat terjun langsung ke lapangan untuk melihat obyek-obyek pembelajaran dan pembelajaran akan mudah dimengerti. Siswa akan mendapatkan informasi secara faktual, karena langsung bertemu dengan sumber pembelajaran.

Ketiga, memiliki pengalaman menarik. Selain mendapatkan ilmu, murid juga akan mendapatkan pengalaman baru yang dapat menjadi bekal pembelajaran ke jenjang selanjutnya.

Keempat, meningkatkan minat belajar.  Dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke suatu lokasi obyek tertentu yang memiliki nilai pembelajaran dapat membuka wawasan para siswa yang bisa ditemukan secara langsung.

Kelima, meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Jika siswa melakukan proses belajar di luar ruangan kelas maka akan bertatapan langsung terhadap alam sekitar. Siswa akan melakukan pengamatan mengenai obyek yang ada dalam lingkungan agar lebih mengenal karakteristik dan hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Keenam, menumbuhkan minat dalam bidang masing-masing. Dengan adanya kegiatan study tour, murid akan mengenal lebih luas tentang dunia. Siswa akan lebih banyak mengenal bidang-bidang dalam pekerjaan dan rutinitas masyarakat luas. Hal itu akan menumbuhkan dan mempertajam cita-cita yang diinginkan. Orang-orang baru yang ada di sekitar lingkungan akan membuka wawasan baru untuk menambah pengetahuannya

Artikel Sebelumnya3 Kali Meninggalkan Salat Jumat, Langsung Jadi Kafir Nifaq
Artikel SelanjutnyaKinerja Makin Solid, BSI Cetak Laba Rp2,24 T
Feri Irawan
Feri Irawan merupakan seorang guru. Kepala SMK Negeri 1 Jeunib, juga Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bireuen. Dapat dihubungi melalui email: [email protected].

1 COMMENT

  1. Kegiatannya tidak ada paksaan tapi komentar netizen seolah” guru yg mau jalan” jadi serba salah, kl tdk dibuat study tour siswanya bilang guru tdk sayang mereka.
    Mau tidak peduli tp hatinurani seorang guru tdk mampu berpaling, smg kita saling menghargai sesama demi anak” didik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here