Komparatif.ID, Banda Aceh— Munawar Liza Zainal, anggota juru runding Gerakan Aceh Merdeka pada perundingan Helsinki mengkritik keras pola penanganan banjir Aceh-Sumatra oleh Pemerintah Pusat.
Mantan Wali Kota Sabang itu sikap pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam menangani dampak banjir yang menurutnya bersifat luar biasa.
“Pemerintah masih lupa bahwa ini adalah bencana luar biasa dan tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa,” ujarnya saat aksi bendera putih yang digelar di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (18/12/2025).
Munawar Liza mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera membuka Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat untuk bantuan dari dunia internasional. Ia menilai penolakan terhadap bantuan asing justru menutup peluang penyelamatan di tengah keterbatasan peralatan di lapangan.
“Polisi-polisi lapangan, tentara-tentara lapangan mereka berjibaku tanpa alat untuk membantu jenderal-jenderal dan menteri-menteri di sana (Jakarta) yang mengatakan bahwa semua normal saja,” sebut Munawar Liza.
Munawar juga membandingkan kemampuan negara menampilkan alat utama sistem persenjataan dalam berbagai perayaan dengan minimnya pengerahan alat berat, helikopter, dan pesawat untuk penanganan bencana.
Baca juga: Segera Tetapkan Banjir Aceh-Sumatra Sebagai Bencana Nasional!
“Kita tidak menyalahkan yang bekerja di lapangan, kita menyalahkan mereka-mereka yang mampu menggerakkan kekuatan, yang bisa menampilkan pesawat, helikopter, hoover di kala ulang tahun-ulang tahun mereka. Tapi itu tidak semuanya muncul untuk membantu menyelamatkan nyawa. Ini adalah kebiadaban, ini adalah kejahatan, Prabowo ini adalah kejahatan!”

Munawar Liza juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh elemen sipil di Indonesia yang bahu membahu membantu Aceh menghadapi bencana besar yang dianggap biasa saja oleh Pemerintah Pusat.
“Terima kasih yang tidak terhingga kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah membantu selama ini bersama bahu-membahu untuk rakyat Aceh. Maka dengan demikian dengan rasa hormat segera Presiden Prabowo tahu diri, segera Presiden Prabowo sadar diri, buka Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat untuk dibantu oleh dunia,” tegasnya.
Munawar Liza mengingatkan bila banjir Aceh tidak ditangani secara maksimal dan dibiarkan berlarut maka akan berpotensi merusak hubungan Aceh-Indonesia yang telah terjalin sejak 2005.
“Ini adalah pesan yang sesuai dengan syariah, pesan yang sesuai dengan agama bahwa kita bangsa Aceh harus mempertahankan diri, harus menyelamatkan nyawa dengan segala cara yang diridhai oleh Allah. Kalaulah Pemerintah Indonesia tidak mendengar jeritan hati orang Aceh maka tsunami 2004 mendekatkan RI dengan Aceh, banjir 2025 akan menjauhkan RI dan Aceh,” pungkasnya.












