Mila Craft, Sentra Kerajinan Bordir Aceh Utara yang Mendunia

Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah bersama Pj Ketua Dekranasda Nurmaziah SE.AK, Msi memperlihatkan hasil kerajinan bordir, Jumat (11/3/2023) Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.
Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah bersama Pj Ketua Dekranasda Nurmaziah SE.AK, Msi memperlihatkan hasil kerajinan bordir, Jumat (11/3/2023) Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.

Komparatif.ID, Banda Baro— Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah mengunjungi sentra kerajinan bordir di Gampong Paya Dua, Kecamatan Banda Baru, Jumat (8/3/2023).

Kedatangan Pj Bupati untuk melihat langsung proses dan hasil produksi tas bermotif milik Mila Craft. Lebih lanjut, Azwardi menyebut keberhasilan sentra kerajinan ini harus bisa diduplikasi oleh Kecamatan-kecamatan lain.

“Semangat pemberdayaan ekonomi seperti ini harus bisa diduplikasi oleh kecamatan-kecamatan lain,” ujar Pj Bupati.

Azwardi menilai, nilai ekonomis Mila Craft masih mampu dikerek lebih tinggi lagi bila mampu dioptimalisasi dengan baik. Salah satunya dengan menggencarkan promosi, serta memanfaatkan letak sentra produksi yang berada di jalan lintas KKA Lhokseumawe-Bener Meriah.

“Posisinya strategis, jalan lintas KKA ini sebagian besar dilewati wisatawan yang hendak ke Takengon-Bener Meriah,” lanjutnya.

Baca juga: Azwardi Dorong Dekranasda Bangun Identitas Brand Aceh Utara

Beberapa pengunjung melihat hasil kerajinan tas bordir produksi Mila Craft di Gampong Paya Dua, Banda Baro. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.
Reputasi Kerajinan Aceh Utara

Sementara itu Pj Ketua Dekranasda Nurmaziah SE.Ak, M.Si menyebut reputasi Mila Craft tidak main-main. Tas bordir kerajinan usaha di Banda Baro ini bahkan sudah diekspor hingga keluar negeri melalui buyer luar negeri Banda Bags.

Pemilik Mila Craft, Hayati menuturkan saat ini UMKM binaan memiliki 50 pengrajin rumahan. Setiap hari pengrajin mampu memproduksi satu tas berukuran besar, atau tiga tas berukuran kecil.

“Kita punya 50 pengrajin disini, perhari bisa buat satu tas besar, kalau ukuran kecil bisa hingga tiga,” tutur Hayati.

Pemilik Mila Craft itu mengatakan penjualan tas kerajinan bordir miliknya itu sebagian besar menggunakan metode pra-pesan, sehingga menjamin untung yang lebih jelas. Meski begitu, Banda Bag per dua pekan sekali selalu mengirimkan hasil produksi ke Medan untuk dijual ke berbagai negara oleh Banda Bags.

“Sebagian besar pesan dulu, tapi dua minggu sekali hasil produksi kita kirim ke Medan, ke buyer Banda Bags,” lanjutnya.

Kerajinan Aceh Utara sudah membuktikan memiliki nilai seni dan ekonomis tinggi, sebelumnya di pameran The-23th Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2023 lalu, both Dekranasda Aceh Utara bahkan dilirik oleh pejabat Kedubes asing.

Pengunjung saat itu sangat antusias melihat langsung produk-produk kerajinan bermotif Pase Kabupaten Aceh Utara. Baik jenis tas, produk bordir, maupun produk fashion seperti baju batik motif HAI Pase yang telah didaftarkan sebagai batik brand Aceh Utara.

“Pejabat Dubes Rusia banyak menanyakan tentang produk-produk kerajinan yang kita pamerkan, mereka sangat antusias, bahkan ikut membeli beberapa produk yang kita pamerkan,” ucap Pj Ketua Dekranasda Aceh Utara Nurmaziah, Kamis (2/3/2023).

Turut hadir Pj Ketua Dekranasda Aceh Utara Nurmaziah SE.Ak, M.Si dan tim, Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Aceh Utara, Iskandar, S.STP.,M.SP, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Aceh Utara Saifuddin S. STP, MSP, dan Camat Banda Baro.

Artikel SebelumnyaHyundai Stargazer, MPV yang Menyediakan Kenyamanan & Teknologi Modern
Artikel SelanjutnyaKBP Muhammad Insja, Putra Peusangan Pendiri Sekolah Polisi di Aceh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here