Komparatif.ID, Banda Aceh— Meuligoe Wali Nanggroe, yang berada di dalam kompleks Lembaga Wali Nanggroe, tidak hanya menjadi tempat kediaman bagi Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar. Lebih dari itu, Meuligoe menjadi lambang peradaban Bangsa Aceh yang kaya sejarah dan budaya.
Hal tersebut disampaikan Asisten II Pemerintah Kota Banda Aceh, Fadhil S.Sos MM, usai mengikuti meuseuraya (gotong royong massal) di lingkungan Lembaga Wali Nanggroe pada Minggu (2/5/2024).
Menurut Fadhil, keterlibatan Pemkot Banda Aceh dalam kegiatan ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan. Pemkot juga berharap dan siap terlibat langsung dalam menjadikan Meuligoe Wali Nanggroe sebagai salah satu wisata tematik yang menyampaikan informasi tentang sejarah peradaban Aceh.
“Pemerintah Kota Banda Aceh mengajak, ayo kita bertanggungjawab bersama, menjaga Meuligoe Wali Nanggroe dengan segala perangkatnya, dan suatu saat Meuligoe Wali Nanggroe akan menjadi salah satu ikonik Aceh bagi dunia. Kami siap membantu, siap dibimbing, siap menjadi bagian kolaborasi,” kata Fadhil.
Baca juga: Malik Mahmud Dikukuhkan Kembali Sebagai Wali Nanggroe
Sementara itu, Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar menyambut baik inisiatif proaktif dari Pemkot Banda Aceh dalam menjaga dan melestarikan sejarah peradaban serta kekayaan budaya Aceh.
“Lembaga Wali Nanggroe merupakan ikon Aceh, yang dikunjungi oleh banyak kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan luasnya lahan yang dimiliki, kami sangat berbahagia Pemerintah Kota Banda Aceh mau ikut berkolaborasi untuk menjaga dan menata ikon Aceh ini,” ujar Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe juga menegaskan kesiapannya untuk terlibat langsung dalam upaya melestarikan sejarah peradaban, khasanah kebudayaan, dan keindahan Kota Banda Aceh.
Pada kegiatan meuseuraya tersebut, Wali Nanggroe berkesempatan memberikan bingkisan kepada enam orang Tenaga Kontrak yang telah dinyatakan lulus Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), sekaligus menyampaikan salam perpisahan.