Mengalami burnout karena kerja, atau dihinggapi stress akibat pekerjaan bertumpuk yang tak kunjung selesai, meluangkan waktu untuk berwisata mungkin salah satu solusinya.
Wisata adalah sebuah kata yang semua orang senang mendengarnya serta ingin sekali melakukannya. Disaat pikiran kita sudah stres karena banyak pekerjaan, atau sudah lama tidak melihat alam, mungkin sudah saatnya kita butuh piknik.
Aceh adalah salah satu provinsi dengan wisata alam terbaik di Indonesia. Aceh merupakan provinsi yang memiliki banyak sekali potensi, baik dari alamnya, sumber daya manusia, budaya, hingga sejarah. Salah satu wisata unggulan yang tidak boleh dilewatkan tentu saja Takengon.
Takengon adalah salah satu kota yang berada di Aceh dengan keindahan alamnya yang sangat menarik perhatian pelancong. Kota ini memiliki beraneka ragam destinasi yang utamanya didominasi wisata alam.
Terletak di kawasan perbukitan, Takengon menawarkan banyak sekali destinasi wisata alam terbaik. Meski terletak di lembah pegunungan, kota ini juga memiliki pantai di Danau Lut Tawar yang dijamin indah dan menawan,
Kota yang dijuluki sebagai Negeri di Atas Awan ini memiliki daya tarik mempesona. Wisata alam yang disuguhkan sangat indah, mulai dari danau, gunung, hingga bukitnya membuat pelancong merasakan ketenangan jika berada disana.
Tak heran rasanya jika banyak pelancong yang ke Takengon merasa betah dan tak ingin terburu buru segera meninggalkan kota ini. Hawa dingin dan sejuk membuat pelancong semakin nyaman.
Wisata alamnya yang masih terjaga dan tak banyak perubahan dari masa ke masa menjadikan kota ini sebagai tempat tamasya yang alami, banyak pilihan jika ingin kesana. Salah satunya tentu Danau Lut Tawar.
Danau Lut Tawar adalah sebuah kawasan wisata yang berada di pusat kota Takengon. Pelancong yang memilih berlibur sebagian besar datang untuk menikmati danau yang muncul akibat patahan kulit bumi ini.
Namun kejayaan wisata Takengon sempat pudar sesaat. Pada awal penyebaran virus Covid-19, seluruh kawasan wisata Takengon ditutup untuk wisatawan yang ingin berekreasi. Penutupan berlangsung hingga akhir 2021 silam.
Akhirnya, pada awal 2022 danau ini dibuka kembali bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Saat kembali di buka, angka atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata danau ini meledak drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meledaknya angka wisatawan ini dapat dirasakan sendiri oleh warga Takengon. Hal ini tercermin dari jalan dari dan ke kawasan Dataran Tinggi Gayo ini yang mulai kembali ramai, dan bahkan membuat kemacetan.
Wisatawan yang berdatangan pun terus meningkat sampai pada akhir 2022. Pada Hari Raya Idulfitri 2023 kemarin, wisatawan sudah mulai sedikit menurun dibandingkan 2022. Hal ini mungkin terjadi karena 2023 lalu Pemerintah Pusat secara resmi menarik seluruh larangan mudik dan pembatasan sosial, sehingga masyarakat lebih memilih berkumpul di kampung masing-masing bersama keluarga.
Baca juga: Koloni Eceng Gondok Serbu Tepian Danau Lut Tawar
Lut Tawar, Destinasi Tepat Untuk Wisata Semua Kalangan
Danau Lut Tawar memang sangat tepat untuk dijadikan tempat pilihan utama bagi para pelancong. Danau ini dikelilingi oleh gunung dan bukit barisan yang hijau serta air biru yang memanjakan mata.
Lut Tawar juga memiliki ikan khas dengan citarasa luar biasa yaitu ikan Depik. Kuliner paling terkenal ialah Depik Pengat Gayo. Rumah makan, resto, hingga hotel di Takengon hampir selalu menyediakan makanan ini.
Untuk yang ingin menambah suasana liburan semakin syahdu saat menikmati pesona Lut Tawar, pelancong dapat memilih menginap langsung di tepi danau. Kini penginapan telah tersedia di pinggir danau, mulai dari yang terjangkau di Camping Tent sekaligus merasakan konsep berkemah, atau yang lebih mahal sedikit menginap di penginapan rumah segitiga.
Selain Danau Lut Tawar, Takengon juga memiliki banyak event event pertunjukan seperti pacuan kuda tradisional, festival panen kopi. Khusus event pacuan kuda hanya digelar dua kali setahun, sehingga wisatawan harus memilih waktu yang tepat bila ingin menonton.
Waktu yang pas untuk berkunjung ke Takengon adalah pada Februari atau Agustus agar dapat menyaksikan secara langsung pacuan kuda tradisional ini. Event pacuan kuda tradisional gayo ini adalah event yang ditunggu tunggu oleh wisatawan dari berbagai daerah. Pacu kuda ini diikuti oleh tiga kabupaten yang ada di wilayah tengah Aceh, yakni kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Event ini memberikan efek positif bagi ekonomi bagi masyarakat setempat. Para pengunjung atau penonton tidak hanya diam menonton kuda yang dilombakan, namun memutar ekonomi saat berbelanja di kawasan sekitar lapangan pacuan kuda.
Pacuan kuda ini adalah event yang disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat Gayo dan juga bagi para pelancong. Tak hanya sampai disitu, pacuan kuda di Takengon ini juga menjadi ajang seleksi untuk dibawa lomba di luar daerah seperti ke Padang, Jawa Barat, dan daerah lain yang mengadakan event pacuan kuda serupa.
Festival panen kopi juga kegiatan unggulan yang tidak kalah menarik yang ditawarkan Takengon. Festival panen kopi adalah sebuah event yang memberikan pembelajaran tentang bagaimana cara memetik kopi pada saat musim panen kopi. Tidak hanya memetik kopi, tapi juga dapat merasakan rasa kopi Gayo di area kebun kopi secara langsung.
Nah, selain pacuan kuda dan festival panen kopi, ada lagi festival mobil kopi yang diikuti oleh pelaku usaha mobil kopi seluruh Aceh. Tujuannya untuk menjaring para barista yang memiliki kompetensi di bidang peracikan kopi skill terbaik. Festival ini turut dimeriahkan oleh artis-artis lokal
Kota dengan julukan Negeri di Atas Awan ini tidak hanya memberikan tempat atau destinasi yang gitu-gitu aja, namun di sini para pelancong dapat belajar banyak hal yang belum ditemui sebelumnya di tempat asal mereka. Mari berkunjung ke Takengon, temukan sejuta keindahan dan keunikan alam Gayo yang mempesona.
*Maulana Khairi, mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.