
Komparatif.ID, Banda Aceh– Andi Firdaus Lancok, seorang analisis politik menjelaskan mengapa Ketua Umum Partai Aceh menunjuk Ayyub Abbas alias Abua sebagai Sekjen Partai Aceh.
Dalam tulisannya di laman media sosial yang disitat Komparatif.ID, Sabtu (12/4/2025) mantan wartawan di era konflik Aceh tersebut menjelaskan faktor yang mendorong Mualem menetapkan Abua sebagai Sekjen Partai Aceh.
Baca: Mantan Kapolda Pidie Ditunjuk Sebagai Sekjen Partai Aceh
Abua yang merupakan mantan Kapolda Wilayah Pidie pada era kepemimpinan Teungku Abdullah Syafi’i sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Aceh Merdeka (AGAM) merupakan loyalis sang panglima di medan tempur. Ia akrab dengan sang panglima karismatik, sekaligus menjadi pengawalnya.
“Abua kerap mendampingi Panglima AGAM Teungku Lah yang syahid pada 22 Januari 2002,” kata Andi Firdaus Lancok.
Abua merupakan anak kampung pedalaman yang lahir pada tanggal 2 Mei 1967 di Lhok Duek, Sarah Panyang, Bandar Baru, Pidie, Aceh, dan menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) Jalan Rata pada tahun 1980.
Setelah lulus SD, Ayyub melanjutkan SMP Negeri 1 Geulumpang Minyeuk hingga selesai tahun 1987.
Jalan hidupnya berubah ketika bersama tokoh GAM lalu melanjutkan pelatihan militer di Camp Tajura, Tripoli, Libya. Ia satu angkatan dengan kompatriotnya Muzakir Manaf (Mualem), dan Sarjani Abdullah, yang masing-masing sebagai Gubernur Aceh dan Bupati Pidie saat ini.
Di tubuh GAM, Abu merupakan perwira yang dipercaya memegang beberapa posisi kunci. Di antaranya Staf Komando Pusat GAM, dan Kapolda GAM Wilayah Pidie.
Pascakonflik, Ayyub dipercaya sebagai Ketua Keamanan Komando KPA Pusat, organisasi transisi mantan kombatan GAM yang didirikan setelah perjanjian damai di Helsinki, 15 Agustus 2005.
Setelah perdamaian dan Partai Aceh dibentuk, Ayyub juga tidak pernah berpindah haluan dari Partai Aceh. Ia selalu bersama politik partai lokal tersebut. Meski terjadi berbagai turbulensi politik, ia tetap di sana. Kesetiaannya mengantarkan dirinya dua kali memimpin Pidie Jaya sebagai bupati.
Pada Pileg 2014, Ayyub mendulang satu kursi DPRA Dapil Pidie-Pidie Jaya.
Dalam analisa Andi, sepanjang kiprah politiknya, Mualem melihat Ayyub sebagai sosok berpengaruh, memiliki kemampuan merekatkan di internal dan eksternal.
“Sampai sekarang Mualem masih melihat kemampuan itu ada pada beliau. Sehingga dianggap tepat menggantikan Abu Radak yang meninggal dunia di Mekkah pada Ramadan lalu,” sebut Andi.