Komparatif.ID, Banda Aceh— Tidur yang cukup seharusnya membuat tubuh segar dan berenergi saat bangun, tetapi kenyataannya, banyak orang tetap merasa kantuk sepanjang hari.
Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, bukan sekadar kurang istirahat.
Kelelahan kronis sering kali merupakan hasil dari berbagai faktor, termasuk pola tidur yang terganggu, asupan nutrisi yang kurang seimbang, serta kondisi medis tertentu yang mempengaruhi metabolisme tubuh.
Berdasarkan penelitian Cleveland Clinic yang dipublikasikan WebMD disebutkan salah satu penyebab utama rasa kantuk berlebihan adalah anemia atau kekurangan zat besi.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, menyebabkan tubuh cepat lelah, pusing, dan sering mengantuk. Orang yang mengalami anemia sering kali merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas berat, mengalami pusing saat berdiri tiba-tiba, serta memiliki kulit pucat dan tubuh yang terasa dingin.
Konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, bayam, dan kacang-kacangan sangat dianjurkan untuk membantu mengatasi kondisi ini, dan dalam beberapa kasus, suplemen zat besi mungkin diperlukan atas rekomendasi dokter.
Gangguan tidur seperti sleep apnea juga dapat menyebabkan kantuk berlebihan. Sleep apnea terjadi ketika saluran napas tersumbat selama tidur, menyebabkan seseorang mengalami gangguan pernapasan berulang kali tanpa disadari.
Baca juga: Tak Perlu Obat, 3 Rebusan Daun Ini Bisa Bakar Lemak Perut Secara Alami!
Kondisi ini menghambat tubuh mencapai fase tidur REM (rapid eye movement) yang paling nyenyak, sehingga meskipun tidur cukup lama, kualitasnya tetap buruk.
Gejala sleep apnea meliputi mendengkur keras dan rasa lelah yang tidak hilang meski sudah tidur sepanjang malam. Salah satu metode pengobatan yang sering digunakan adalah dengan alat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), yang membantu menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur.
Diabetes juga menjadi salah satu penyebab kantuk yang tak kunjung hilang. Penyakit ini tidak hanya berhubungan dengan kadar gula darah tinggi, tetapi juga bisa membuat tubuh kehilangan energi secara drastis.
Gejala diabetes yang sering diabaikan meliputi kelelahan berkepanjangan, sering merasa haus dan buang air kecil, penglihatan kabur, serta luka yang sulit sembuh. Mengontrol kadar gula darah melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mengelola kondisi ini agar tidak semakin parah.
Selain itu, gangguan pada kelenjar tiroid juga bisa menyebabkan rasa kantuk berlebihan. Kelenjar tiroid yang terletak di leher berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh.
Jika produksi hormon tiroid terlalu rendah, kondisi ini disebut hipotiroidisme, tubuh menjadi lambat dalam membakar energi, sehingga mudah lelah dan mengantuk sepanjang waktu.
Gejala lain dari hipotiroidisme termasuk kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas, kulit kering, rambut rontok, detak jantung lambat, serta mudah merasa kedinginan. Tes darah diperlukan untuk mendeteksi gangguan ini, dan pengobatan yang tepat bisa membantu mengembalikan keseimbangan hormon tiroid dalam tubuh.
Kekurangan vitamin D dan B12 juga bisa menjadi penyebab utama rasa kantuk yang berlebihan. Vitamin B12 berperan penting dalam produksi sel darah merah, sementara vitamin D sangat dibutuhkan untuk kesehatan otot dan tulang.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari mengalami defisiensi vitamin ini. Untuk mengatasinya, paparan sinar matahari yang cukup sangat dianjurkan untuk membantu produksi vitamin D secara alami, sementara konsumsi makanan seperti telur, ikan, dan daging bisa membantu mencukupi kebutuhan vitamin B12.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan rasa kantuk yang terus-menerus meskipun sudah tidur cukup.
Jika kondisi ini berlanjut dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.