Masjid Jin Samalanga, Cagar Budaya Karya Ulama

Masjid Jin
Masjid Jami Kutablang alias Masjid Jin atau masji Batee Puteh. Sumber foto: Facebook Masjid Jamik Kutablang.

Masjid Jin merupakan sebutan informal untuk Masjid Jami yang berada di Gampong Kutablang, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Menurut informasi, masjid yang dibangun oleh Teungku H. Syekh Abdul Jalil, didirikan pada 1901. Oleh orang-orang tua di Samalanga, tahun tersebut disebut thon sa (tahun satu).

Menurut sejumlah sumber yang ditemui Komparatif.ID, masjid ini dibangun oleh Syekh Abdul Jalil, setelah sang ulama bertandang ke perkampungan jin ketika masih mondok di Mekkah. Di sana ia melihat masjid yang ikonik, dan melekat di ingatan sang cendekiawan. Informasi tersebut turut disampaikan oleh Teungku H. Hasanoel Basri (Abu Mudi) pada sebuah pengajian.

Masjid Jin di Gampong Kutablang, Samalanga. Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Masjid Jin Samalanga tidak luas. Ukuran bangunan tidak begitu tinggi, mungkin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat zaman itu. Maklum, kala itu jumlah manusia belum banyak. Seluruh bangunan dibuat dari tembok semen, dengan pilar-pilar kokoh yang kini terlihat vintage.

Baca: 4 Burong Legendaris Dalam Mitologi Aceh

Di depan masjid, ditaruh sebuah meriam. Di belakang masjid berjejer sejumlah makam para pendahulu yang kini telah diberikan atap peneduh. Di antara makam-makam itu yaitu pusara miliknya  Teungku Chik Muhammad Hasan bin Teungku Syeh Abdul Jalil yang lahir 1913 dan mangkat 1973 , kemudian pusara Teuku Chiek H. M. Ali Basyah bin Teuku Chiek Muda Bugeh, yang lahir di Samalanga pada 3 Januari 1929.

Masjid tersebut berstatus cagar budaya. Bangunan aslinya tetap dijaga. Panitia pembangunan hanya menambahkan bangunan di luar, demi menampung jamaah yang kian banyak dari tahun ke tahun.

Masjid Jami Kutablang
Masjid Jami Kutablang. Dokumen lawas. Belum ditemukan pemilik foto.

Masjid Kutablang diarsiteki langsung oleh Syekh Abdul Jalil, dan kepala tukang seorang pria muallaf etnis Tionghoa bernama Ibrahim. Peletakan batu pertama dihadiri oleh Ampon Chiek Samalanga dan seorang Kapten Belanda.

Pertapakan tanah tempat pembangunan masjid adalah wakaf dari almarhum Ampon Chiek Samalanga, yaitu almarhum Ampon Chiek H. Muhammad Ali Basyah.

Menurut cerita, dulunya sang ulama sempat menggelar pengajian yang ikut dihadiri oleh bangsa jin. Namun karena sebuah insiden, jin-jin tersebut tidak dapat lagi dilihat oleh manusia.

Nama resmi cagar budaya tersebut Masjid Jami Kutablang. Nama lainnya Masjid Batee Puteh, dan Masjid Jin.

Artikel SebelumnyaBesok, Matahari Akan Kembali “Panggang Aceh”
Artikel SelanjutnyaWarga Aceh yang Tidak Memiliki WC Tertinggi di Sumatera
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here