
Komparatif.ID, Tel Aviv—Seekor kucing liar karakal, menyerang tentara Israel di Pangkalan Militer Har Harif, di perbatasan Israel-Mesir, beberapa waktu lalu. Kucing liar tersebut ditangkap pada Rabu (18/3/2025) oleh otoritas di sana, setelah diburu semalaman.
Kantor Berita KAN, yang dilansir kembali oleh newsweek.com, Senin (24/3/2025) kucing liar karakal tersebut menerobos masuk ke pangkalan militer dan menyerang sejumlah tantara Israel yang berada di sana.
Kucing Karakal yang dalam mitologi Mesir dipercaya sebagai simbol Dewi Mafdet, sebagai pelindung dari ular dan bahaya lainnya, menerobos pangkalan militer dan melukai sejumlah serdadu Israel.
Baca: Israel Tidak Punya Masa Depan di Timur Tengah
Serangan kucing liar yang memiliki habitat di Israel terhadap serdadu IDF di Har Harif, viral di media sosial X di wilayah Arab.
Insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Israel di dunia Arab, yang dipicu oleh kampanye militer Israel yang baru terhadap militan Hamas di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat.
Ribuan pengguna media sosial menggunakan tagar Arab “Lynx Mesir” di X, mengikuti laporan media yang merujuk pada lynx – jenis kucing liar lainnya – dan menyatakan bahwa hewan tersebut mungkin telah menyeberang dari Mesir, meskipun hal ini belum dikonfirmasi.
Banyak pengguna Arab di X berbagi komentar tentang peran karakal, menggunakannya sebagai simbol untuk menyuarakan rasa frustrasi terhadap Israel dan pemerintah mereka sendiri karena gagal mengakhiri perang di Gaza. Beberapa pengguna bercanda menyebut hewan itu sebagai “antisemit”, “agen Hamas”, atau mempertanyakan apakah hewan itu akan dikutuk.
Kantor Berita KAN menayangkan video pada hari Rabu yang menunjukkan penangkapan “karakal betina muda” oleh Otoritas Alam dan Taman. Karakal itu diduga menyusup ke pangkalan dekat Har Harif, di perbatasan Israel-Mesir, setelah menggigit tentara di pangkalan itu. KAN menambahkan bahwa karakal itu ditangkap setelah pengejaran semalam yang panjang, tetapi tanpa perlawanan.
Karakal, kucing liar yang dikenal karena kelincahan dan keterampilan berburunya, biasanya menghindari manusia. Meskipun tidak terancam punah secara global, beberapa populasi lokal, termasuk di Israel, rentan karena hilangnya habitat.
Israel melanjutkan kampanye militernya melawan Hamas di Gaza pada tanggal 18 Maret, menyalahkan kelompok itu atas kegagalan pembicaraan gencatan senjata terkait pembebasan sandera Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari Sabtu bahwa telah terjadi 673 kematian sejak saat itu. Kementerian tersebut tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang merupakan pejuang.