Krisis Percaya Diri Siswa Lhokseumawe Hambat Perencanaan Karier

Krisis Percaya Diri Siswa Lhokseumawe Hambat Perencanaan Karier
Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Lhokseumawe– Pesatnya perkembangan teknologi di era Society 5.0 menghadirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan, terutama dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan karier yang semakin kompleks. 

Namun di Kota Lhokseumawe, sebuah penelitian terbaru menunjukkan mayoritas siswa SMA dan SMK masih belum memiliki kesiapan dalam menentukan arah hidup mereka. Hasil studi berjudul “Relevansi Antara Self Determination Dan Self Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan Pada Siswa Di Lhokseumawe Dalam Menentukan Karir Di Era Society 5.0” mengungkapkan rendahnya orientasi masa depan karier siswa berhubungan erat dengan rendahnya self determination dan self efficacy yang mereka miliki.

Orientasi masa depan mencerminkan kemampuan seseorang dalam merancang, memikirkan, dan mengevaluasi tujuan hidup, termasuk pilihan karier. Sayangnya, banyak siswa yang belum mampu menggambarkan masa depannya secara jelas, belum memiliki target karier, dan merasa bingung dengan potensi diri serta pilihan yang tersedia. 

Penelitian yang melibatkan 400 siswa SMA dan SMK ini menemukan bahwa hanya 22,5 persen orientasi masa depan siswa dipengaruhi oleh motivasi internal dan keyakinan diri, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Baca juga: Lelah Mengajar Anak Istimewa, Guru SLB Butuh Dukungan Mental

Self determination, atau dorongan dari dalam diri, merupakan fondasi penting dalam mengambil keputusan karier. Siswa dengan motivasi intrinsik yang kuat lebih mampu menyusun rencana hidup dan menentukan arah masa depan. 

Sebaliknya, tanpa dorongan ini, siswa cenderung pasif dan mengikuti arus tanpa pijakan yang jelas. Sementara itu, self efficacy atau keyakinan terhadap kemampuan diri menjadi faktor krusial yang mempengaruhi keberanian dalam menghadapi tantangan dan menetapkan target hidup. Kurangnya rasa percaya diri membuat siswa ragu melangkah, bahkan dalam hal-hal mendasar sekalipun.

Kondisi ini menjadi alarm penting bagi semua pihak, mulai dari sekolah, guru, orang tua hingga pembuat kebijakan pendidikan. Diperlukan langkah konkret untuk memperkuat bimbingan karier, pelatihan pengembangan diri, serta penguatan pendidikan karakter di lingkungan sekolah. 

Pembelajaran tidak bisa lagi semata fokus pada aspek akademik, tetapi harus turut membentuk kepercayaan diri dan kemauan kuat dari dalam diri siswa.

Di tengah tuntutan keterampilan abad 21 yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan komunikatif, generasi muda harus menjadi agen perubahan, bukan hanya pengguna teknologi. 

Mereka harus dibekali visi karier yang jelas dan kesiapan mental untuk melangkah ke masa depan. Tanpa motivasi dan keyakinan, impian mereka bisa saja tenggelam dalam arus perubahan zaman yang begitu cepat.

Catatan: Tulisan ini berdasarkan hasil penelitian “Relevansi Antara Self Determination Dan Self Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan Pada Siswa Di Lhokseumawe Dalam Menentukan Karir Di Era Society 5.0” oleh Widi Astuti, Dwi Iramadhani, Zurratul Muna, Yara Andita Anastasya, Eliza Charolina dan Sarifah dengan melibatkan 400 siswa SMA/SMK se-kota Lhokseumawe

Artikel SebelumnyaDemi Majukan Aceh, Iskandar Muda Lakukan Revolusi Politik dan Ekonomi
Artikel Selanjutnya2024 Tahun yang Buruk, Horor di 2025?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here