
Komparatif.ID, Beijing—Zhao Weiguo, mantan Dirut Tsinghua Unigroup, sebuah BUMN China yang bergerak pada industri semikonduktor, divonis mati dengan penundaan dua tahun, karena terbukti melakukan korupsi yang menyebabkan Tinghua Unigroup mengalami kerugiaan mencapai 3,1 triliun rupiah.
Demikian vonis yang dibacakan oleh majelis hakim Pengadilan Tiongkok, Rabu (14/5/2025). Zhao Weiguo ditetapkan bersalah karena telah melakukan sejumlah tindakan yang menguntungkan diri, keluarga, dan kolega, dan menyebabkan negara rugi.
Baca: Cara China Rontokan Kedigdayaan Dassault
Majelis hakim Pengadilan Provinsi Jilin, menetapkan Zhao Weiguo dengan hukuman mati, ditunda ekseskusi selama dua tahun. Bila dalam dua tahun tidak melakukan kejahatan, hukumannya diturunkan menjadi penjara seumur hidup.
Sejak ditunjuk sebagai Dirut BUMN Tsinghua Unigroup pada 2013 hingga 2022, Zhao menunjukkan performa mentereng di luar. Selama kepemimpinannya, perusahaan yang memproduksi semikonduktor tersebut mampu mengakuisi lebih dari 20 perusahaan. Akuisis tersebut meningkatkan jumlah aset Tsinghua Unigroup menjadi 298 miliar yuan. Aset awal hanya 1,3 miliar yuan.
Akan tetapi di balik capaiannya itu, perusahaan tersebut mengalami kerapuhan keuangan internal. Pada tahun 2020 akhir perusahaan tersebut mulai gagal bayar utang.Kemudian dinyatakan bangkrut pada tahun 2021.
Perusahaan yang bangkrut tersebut kemudian melakukan restrukturisasi dan mengganti kepemilikan. Setelah proses tersebut selesai, Zhao Weiguo mengundurkan diri.
Setelah ia mundur, proses penyelidikan pun dimulai. Pada tahun 2023 ia resmi disangkakan menyalahgunakan jabatan untuk memperkaya diri, keluarga, kolega, dan rekanan secara ilegal.
Sepanjang proses pemeriksaan, Zhao sangat kooperatif. Pun demikian ia tetap diwajibkan mengembalikan keuntungan yang diambilnya secara tidak sah 12 juta yuan. Pengadilan juga menyebutkan Zhao telah melakukan perbuatan pengkhianatan terhadap rakyat China, menyahgunakan jabatannya, menyalahgunakan sumber daya publik, dan memperlakukan perusahaan negara seperti perusahaan pribadi.
Berawal sebagai cabang Universitas Tsinghua yang bergengsi di Tiongkok, Tsinghua Unigroup yang didukung negara, didirikan pada tahun 1988 sebagai calon juara domestik bagi industri chip Tiongkok yang lamban.
Di bawah Zhao, perusahaan menghabiskan miliaran dolar untuk akuisisi perusahaan terkait chip. Juga mengakuisisi bisnis yang tidak terkait dan tidak menguntungkan, mulai dari real estate hingga perjudian daring, yang akhirnya menyebabkannya gagal membayar sejumlah obligasi pada akhir tahun 2020 dan menghadapi kebangkrutan.
Pengadilan menemukan bahwa Zhao dan seorang kaki tangannya telah menggunakan jabatannya untuk membeli properti yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan dengan harga murah. Dia juga merugikan negara lebih dari 890 juta yuan ketika dia membeli layanan dari perusahaan kaki tangannya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari nilai pasar.
Sumber: CCTV, Reuters.