Komparatif.ID, Banda Aceh—Konser Slank dan D’Masiv di Aceh batal, bukan karena Dispora Aceh mengangkangi kerjasama. Bukan pula karena ormas tertentu menganggu. Tapi karena PT Erol Perkasa Mandiri selaku event organizer tidak memenuhi kewajibannya.
Ketua DPD Gerakan NasionaL Anti Narkotika (GRANAT) Provinsi Aceh, Agusni Usman, dalam siaran persnya pada Rabu (29/10/2025) menyampaikan bahwa batalnya konser Slank di Aceh bukan karena ulah Dispora Aceh.
Baca: Konser Slank dan D’Masiv di Aceh Ditunda, Panitia Mengaku Diteror
Agusni menjelaskan, DPD GRANAT merupakan lembaga yang bertanggung jawab menyurati Dispora Aceh untuk meminta izin penggunaan lokasi di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh untuk konser Slank, D’Masiv, dan Rafli.
Dia menerangkan, pihak GRANAT Aceh telah memenuhi seluruh syarat yang ditentukan oleh Dispora untuk pagelaran konser Slank di Aceh, sehingga surat izin acara tersebut diterbitkan.
Akan tetapi, muncul kendala. Pihak PT Erol Perkasa Mandiri yang digawangi oleh Steffy Burase yang juga istri ketiga dari mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, tidak melaksanakan kewajibannya.
Pihak Stefy tidak memenuhi kewajiban pembayaran sewa lokasi yang bayarannya sesuai dengan qanun dan peraturan gubernur tahun 2024.
Agusni menegaskan bilamana pihak Erol Perkasa Mandiri memiliki kemampuan finansial dan melaksanakan pembayaran sesuai dengan ketentuan, maka konser Slank di Aceh, serta rangkaian acara lainnya yang bertajuk Panggung Sumpah Pemuda 2025, tidak akan terkendala.
“Meskipun pihak GRANAT membantu mengurus perizinan dari awal, akan tetapi nama DPD GRANAT Aceh sama sekali tidak dicantumkan di dalam rundown acara. Demikian juga saat pihak Erol menunda acara tersebut, tidak pernah diberitahukan kepada kami,” kata Agusni dalam siaran persnya.
Tindakan pihak Stefy Burase menurut Agusni tidak etis. Sebagai mitra yang telah berkontribusi penuh, Stefy meninggalkan pihaknya. Dengan demikian pihaknya berharap publik Aceh tidak terprovokasi dengan pernyataan-pernyataan dari pihak manapun.
Dia berharap peristiwa tersebut menjadi pelajaran penting bagi seluruh pelaku usaha event organizer di Serambi Mekkah. Supaya lebih professional, transparan, dan menghargai mitra kerja dalam setiap bentuk kolaborasi.












