Kisah Hachiko: Anjing Setia yang Menunggu Tanpa Akhir di Stasiun Shibuya

Foto terakhir Hachiko yang diketahui - berfoto dengan mitra pemiliknya Yaeko Ueno (baris depan, kedua dari kanan) dan staf stasiun berkabung di Tokyo pada 8 Maret 1935. Foto: Yamato Shimbun
Foto terakhir Hachiko yang diketahui - berfoto dengan mitra pemiliknya Yaeko Ueno (baris depan, kedua dari kanan) dan staf stasiun berkabung di Tokyo pada 8 Maret 1935. Foto: Yamato Shimbun

Pada suatu hari di musim dingin tahun 1924, di sebuah peternakan di Odate, Prefektur Akita, Jepang, lahir seekor anak anjing. Anak anjing ini diberi nama Hachiko.

Ia adalah anjing ras Akita Inu, yang terkenal karena kekuatan dan ketahanannya dalam cuaca dingin. Namun, Hachiko akan dikenang bukan karena rasnya, melainkan karena kesetiaannya yang luar biasa.

Hachiko diadopsi oleh Profesor Hidezaburo Ueno, seorang profesor di Universitas Tokyo. Setiap hari, Profesor Ueno dan sang anjing akan berjalan bersama ke stasiun Shibuya, di mana Profesor Ueno akan naik kereta untuk pergi bekerja. Lalu dengan setia, akan menunggu tuannya kembali di stasiun tersebut.

Namun, pada Mei 1925, tragedi menimpa. Profesor Ueno meninggal karena serangan jantung saat sedang mengajar di universitas. Anjingnya menunggu tuannya kembali di stasiun Shibuya, tetapi Profesor Ueno tidak pernah muncul.

Meski demikian, Hachiko tidak pernah berhenti menunggu. Setiap hari, selama hampir sepuluh tahun, ia akan kembali ke stasiun pada waktu yang sama ketika kereta Profesor Ueno seharusnya tiba.

Baca juga: Meski Sulit Diterima, Pisang Sebenarnya Buah Beri!

Kisah Hachiko menyebar, dan ia menjadi simbol kesetiaan dan cinta. Pada tahun 1934, patung perunggu didirikan di depan stasiun Shibuya, di tempat yang sama di mana anjing ini menunggu tuannya setiap hari. Patung ini menjadi tempat pertemuan yang populer dan simbol dari kota Tokyo.

Sang Anjing akhirnya meninggal pada Maret 1935, tetapi kisahnya tetap hidup. Hachiko mengingatkan kita tentang kekuatan cinta dan kesetiaan. Meski tuannya telah pergi, ia  tidak pernah berhenti menunggu. Ia mengajarkan kita bahwa cinta dan kesetiaan tidak mengenal waktu atau batas.

Hachiko mungkin hanya seekor anjing, tetapi ia telah meninggalkan jejak yang tidak akan pernah hilang. Kisahnya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, dan patungnya di stasiun Shibuya tetap menjadi pengingat tentang anjing yang tidak pernah berhenti menunggu.

 

Sumber:

  1. https://www.nationalgeographic.com/news/2015/3/150313-dogs-animals-nation-dog-japanese-akita-culture/
  2. https://www.akc.org/dog-breeds/akita/
  3. https://www.japan-guide.com/e/e3034_003.html
  4. https://www.tokyoweekender.com/2015/03/-the-most-loyal-dog-in-the-world/
Artikel SebelumnyaMeski Sulit Diterima, Pisang Sebenarnya Buah Beri!
Artikel SelanjutnyaHasil Rakernas SIWO: Peserta Porwanas 2024 Minimal Wartawan Muda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here