Kisah Edmond Albius Tak Seindah Harga Vanili

Edmond Albius. Dikutip dari situs siredmondgin.com.
Edmond Albius. Dikutip dari situs siredmondgin.com.

Edmond Albius yang hidup 1829-1880 merupakan penemu penyerbukan vanili di Pulau Reunion yang dikuasai Perancis. Ketika pria berkulit hitam itu mengajukan diri membantu tuannya menyerbukkan vanili, usianya baru 12 tahun. Akan tetapi kisah hidupnya berlangsung tragis.

Saat ini vanili sering disebut sebagai emas hijau. Sebuah komoditas unggulan dengan harga sangat menarik. Menurut situs harga.top, tahun 2022 harga vanili di Indonesia mencapai Rp5,8 juta untuk jenis vanilis kering yang diproduksi di Ende. Harga termurah vanili kering Rp5,2 juta/kilogram di Malang. Sedangkan harga vanilis basah Rp600.000/kilogram.

Indonesia merupakan negara pengeskpor vanili terbesar kedua di dunia. Jumlah ekspor vanili Indonesia pada tahun 2020 mencapai 2.306 ton. Di peringkat pertama pengeskpor vanili terbesar dunia yaitu Madagaskar, yang mengirimkan 2.975 ton ke luar negeri.

Baca juga: Susu untuk Republik, Tuba Dalam Cawan Daoed Beureueh

Di peringkat ketiga, Meksiko dengan jumlah ekspor 589 ton. Sebagai catatan, Meksiko merupakan negara asal vanili, yang juga tidak membutuhkan penyerbukan bantuan dalam proses pembuahannya.

Secara berurutan, negara lainnya yang mengekspor vanili adalah: Papua Nugini, Tiongkok, Turki, Uganda, Tonga, Polinesia Perancis, dan Komoro.

Edmond Albius Budak Jenius

Seluruh dunia harus berterima kasih kepada Edmond Albius, budak yang bekerja pada Ferréol Bellier-Beaumont di perkebunan Belle-vue. Di sana budak yang telah yatim sejak bayi, diajari tentang studi hortikultura dan botani.

Di perkebunan tersebut terdapat satu anggrek vanili yang berusia 20 tahun. Bellier-Beaumont menerima dua batang benih pada akhir 1810 dari Pierre-Henri Philibert, yang merupakan kapten fluyt Rhone. Satu batang mati sebelum besar.

Meski telah berusia 20 tahun, batang vanili itu tidak menghasilkan apa pun.

Suatu hari di tahun 1841, Edmond Albius dan tuannya sedang berkeliling kebun. Mereka melihat vanili sedang berbunga. Jumlah bunga hanya dua kuntum. Namun Bellier-Beaumont tidak tertarik karena sudah berkali-kali berbunga tapi tak kunjung menjadi buah.Di Pulau Reunion tak ada lebah penyerbuk alami. Sangat berbeda dengan di tempat asal vanili: Meksiko yang tersedia lebah penyerbuk endemik.

Edmond Albius mengajukan diri, mengatakan dirinya dapat membantu proses penyerbukan. Beaumont tidak percaya. Tapi Edmond Albius meyakinkan sang majikan bahwa ia dapat melakukannya dengan bekal kemampuan penyerbukan semangka yang dilakukan oleh Beaumont sebelumnya.

Dengan perasaan ragu, Beaumont mempersilakan Edmond Albius melakukan penyerbukan tangan. Budak berusia 12 tahun yang tidak pernah bertemu dengan ayahnya itu maju ke depan. Memperhatikan vanilla planifolia yang bersifat hermafrodit. Dengan telaten dia melakukan penyerbukan vanili. Beaumont kagum sekaligus masih ragu akankah upaya sang bocah berhasil. Ataukah akan gagal. Dia tidak berharap banyak.

Di Meksiko, vanilla planifolia diserbuki oleh lebah dari genus eulaema. Di tempat sebatang vanilla tersebut tumbuh saat itu, tidak ada lebah tersebut. Beberapa hari kemudian Bellier-Beaumont melihat banyak polong berkembang; ia kagum.

Dalam suratnya kepada Sainte-Suzanne’s Justice of the Peace, Monsieur Ganne, pada tahun 1861, Bellier-Beaumont menyatakan:

..saya mengajari anak laki-laki kulit hitam kecil, Edmond, bagaimana mengawinkan bagian jantan dan betina semangka secara bersamaan. Anak pintar ini telah menyadari bahwa bunga vanila juga memiliki jantan dan betina. Ia bekerja sendiri bagaimana menggabungkan mereka bersama-sama.

Teknik yang dilakukan Edmond menarik perhatian banyak orang. Ia menjadi perbincangan. Pekebun lain pergi ke Belle-vue untuk melihat teknik Edmond. Edmond muda diangkut berkeliling Réunion untuk mendemonstrasikan tekniknya kepada para budak di perkebunan lain. Setelah penemuan Edmond, produksi vanila di pulau itu meledak. Pada tahun 1858, Réunion berhasil mengangkut 2 ton biji vanili kembali ke Prancis; pada tahun 1867 meningkat menjadi 20 ton dan pada tahun 1898, 200 ton. Pada akhir abad ke-19, Réunion melampaui Meksiko sebagai produsen terbesar di dunia.

Edmond Albius Dituduh Merampok

Seperti dikisahkan dalam epos-epos masa lalu ketika ratu mandul tapi raja menginginkan putera mahkota. Maka wanita lain diminta melayani raja di atas ranjang, bermalam-malam hingga membuahkan jabang bayi. Tapi setelah bayi lahir, perempuan tersebut dibuang, sering pula dibunuh, supaya kehormatan ratu tetap terjaga.

Demikianlah nasib yang dialami oleh Edmond. Apresiasi terhadap dirinya tidak meluas.Meskipun Republik Prancis pertama kali menghapus perbudakan pada tahun 1794, tapi sang anak tetap tidak dianggap layak dimerdekakan. Ia baru mendapatkan kemerdekaan pada April 1848, setelah sang tuan berjuang keras untuknya. Bahkan upaya Bellier-Beaumont memberinya pensiun negara atas jasanya pada industri vanila, ditolak. Satu-satunya yang ia dapat hanya nama belakang; Albius.

Pada usia 19 tahun dengan bermodal sedikit uang tunai dari Bellier-Beaumont, Edmond mengarahkan pandangannya ke Prefektur St-Denis, di utara Réunion. Ia harus bertarung di kota baru yang menjadi tujuannya. Mantan budak dan tak punya skill khusus, ia akhirnya menjadi buruh kasar.

Dari buruh menjadi tukang dapur di rumah seorang perwira di garnisun St-Denis. Tapi ia tidak lama bekerja di sana. Ia dituduh melukai seorang wanita kulit putih dalam peristiwa perampokan rumah sang perwira pada suatu malam buta.

Meskipun beberapa pria terlibat, Edmond Albius disalahkan dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara dengan kerja paksa. Karena banding Bellier-Beaumont, dan dukungan dari Justice of the Peace Mézières Lépervanche setempat yang memuji layanan Edmond ke pulau itu kepada gubernur, Edmond dibebaskan lebih awal. Dia kembali ke Belle-vue di mana dia tinggal sampai dia menikah. Dia meninggal pada usia 51 tahun tanpa menerima uang saku apa pun atas kontribusinya yang monumental. Bahkan ia hidup melarat sepanjang hidupnya.

Pada 26 Agustus 1880, surat kabar Moniteur menyatakan:

“Orang yang sangat menguntungkan koloni ini, menemukan cara menyerbuki bunga vanila, telah meninggal di rumah sakit umum di Sainte-Suzanne. Itu adalah akhir yang menyedihkan.”

Penolakan terhadap dirinya belum berakhir. Beberapa orang menolak percaya bahwa Edmond Albius adalah pelaku penyerbukan tangan pertama di pulau tersebut. Ahli botani Prancis Jean Michel Claude Richard mengklaim bahwa dia telah mengembangkan metode penyerbukan tangan yang sama 3 atau 4 tahun sebelumnya, dan ketika dia mengunjungi Réunion untuk mendemonstrasikannya kepada ahli hortikultura lain, Edmond pasti telah menyaksikannya. Sekali lagi, Bellier-Beaumont datang menyelamatkan. Sang tuan menulis surat kepada sejarawan lokal Eugene Volsy-Foscard bahwa:

“Bagaimana mungkin Tuan Richard mengajarkan teknik ini kepada anak laki-laki itu pada tahun 1838—ketika dia baru berusia delapan tahun? Dan jika dia melakukannya, mengapa seorang ahli botani… menyimpan pelajaran seperti itu untuk dirinya sendiri, membagikannya hanya kepada anak laki-laki ini dan bukan dengan diriku dan pekebun lain?”

Menurut Arditti et al (2009), masih ada kontroversi hingga awal abad ke-20 di mana pertanyaan diajukan apakah Edmond, seorang budak yang tidak berpendidikan, dapat menemukan metode tersebut. Melalui analisis yang mendalam, Arditti et al (2009) kemudian sampai pada kesimpulan bahwa:

“Sama sekali tidak ada alasan untuk percaya bahwa Edmond Albius tidak dapat menemukan sendiri bagaimana menyerbuki bunga. Dan, karena pencarian Ecott [Ecott, 2004] melalui arsip tampaknya secara menyeluruh laporannya harus diterima sebagai ketetapan. Jika demikian, sangat sedikit keraguan bahwa Albius menemukan proses penyerbukan sendiri.”

Edmond Albius mungkin bukan orang pertama yang datang dengan teknik penyerbukan tangan (terbukti bahwa ada beberapa penemuan independen), dia harus dipuji karena pada dasarnya menyediakan kunci untuk industri vanila tidak hanya di Réunion, tetapi di negara lain. Koloni Prancis dan pulau-pulau seperti Madagaskar—saat ini pengekspor vanili global utama.

“Kita berutang kepadanya. Berkat Edmond Albius kita dapat memulai industri baru dengan produk luar biasa,” sebut Bellier-Beaumont.

Sumber saduran: Linnean, harga.top, CNBC, Hand-Pollination of Vanilla: How Many Discoverers? Orchid Biology: Reviews and Perspectives, X. Springer Science + Business Media B.V.

Artikel SebelumnyaWartawan Diancam Bunuh, Nasir Djamil Minta Penanganan Cepat
Artikel SelanjutnyaDiduga Sodomi 5 Santri, Seorang Wali Kelas Dayah MA Ditangkap
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here