Di sudut historis Peunayong, Banda Aceh, dua nama besar lahir dengan semangat keadilan dan kemanusiaan yang mengakar. Yap Thiam Hien, tokoh yang dikenal sebagai pembela hak asasi manusia, kini seakan mewariskan obor perjuangannya kepada Kho Khie Siong.
Meski terpaut generasi, keduanya memiliki kesamaan mendalam: keberanian dan komitmen dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tanpa sekat ras, agama, maupun budaya.
Kho Khie Siong, atau akrab dipanggil Aky, dikenal luas sebagai figur yang peduli pada komunitasnya. Melalui Yayasan Hakka Aceh, Aky telah menorehkan berbagai program sosial yang membantu banyak kalangan.
Selama pandemi, ia memimpin gerakan pembagian bantuan sembako kepada keluarga-keluarga yang terdampak. Di luar itu, ia juga terlibat aktif dalam kegiatan pendidikan, kesehatan, hingga bantuan untuk korban bencana alam.
Namun, aksi Aky tidak hanya berhenti pada bentuk bantuan material. Ia juga berperan sebagai penjaga harmoni sosial di Aceh, wilayah yang kaya akan keberagaman budaya dan agama.
Baca juga: Belajar dari Tionghoa Peunayong
Aky kerap menjadi jembatan dialog antar komunitas, memastikan bahwa perbedaan tidak menjadi pemisah, melainkan kekuatan yang memperkaya kehidupan bersama. Dalam semangat ini, Aky menunjukkan bahwa hidup berdampingan secara damai bukan hanya cita-cita, melainkan tanggung jawab bersama.
Mewarisi Semangat Yap Thiam Hien
Yap Thiam Hien adalah nama yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangan keadilan di Indonesia. Sebagai seorang advokat ulung, Yap berdiri di garis depan untuk membela mereka yang tertindas, terpinggirkan, dan terdiskriminasi.
Ia percaya bahwa hukum harus menjadi pelindung bagi semua, tanpa kecuali. Dalam kiprahnya, Yap menghadapi berbagai tantangan, termasuk ancaman dan kriminalisasi, namun semangatnya tak pernah surut.
Kho Khie Siong tampaknya mewarisi semangat ini. Ia memahami bahwa perjuangan untuk keadilan dan kemanusiaan memerlukan keberanian yang tak tergoyahkan. Di tengah dinamika Aceh, Aky menjadi suara yang lantang membela mereka yang kurang beruntung. Ia tidak segan mengambil sikap ketika melihat ketidakadilan, bahkan jika itu berarti harus menentang arus.
Dalam sebuah wawancara, Aky pernah berkata, “Kita hidup dalam masyarakat yang beragam. Kunci untuk maju adalah saling memahami dan saling mendukung.” Pernyataan ini mencerminkan filosofi hidupnya yang inklusif, sama seperti Yap Thiam Hien yang menjadikan pluralisme sebagai landasan perjuangannya.
Menjaga Warisan Perjuangan
Dalam banyak hal, Kho Khie Siong telah membuktikan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan Yap Thiam Hien masih relevan di masa kini. Perjuangan untuk keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan adalah tugas yang tidak pernah selesai. Namun, melalui sosok seperti Aky, kita diingatkan bahwa setiap langkah kecil memiliki dampak besar.
Peunayong, dengan segala kekayaan sejarah dan budayanya, kembali melahirkan seorang pejuang kemanusiaan.