
Komparatif.ID, Bireuen— Kepala Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA), Nasri Djalal, bersama Sekretaris BPMA Muchsin dan General Manager PT Aceh Energi menemui Bupati Bireuen H. Mukhlis, S.T di Kantor Bupati, Cot Gapu, Rabu (30/7/2025).
Kunjungan courtesy tersebut membahas rencana percepatan eksplorasi migas serta mempererat komunikasi dan kolaborasi BPMA, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), serta Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Nasri Djalal menjelaskan peran BPMA sebagai regulator dan pengendali operasional Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), juga bertanggung jawab menjaga transparansi dan keadilan dalam pembagian hasil migas demi kemakmuran rakyat Aceh.
“BPMA sebagai regulator sangat terbuka untuk menyampaikan berbagai hal kepada KKKS, sehingga Pemerintah Bireun jangan ragu untuk mengkomunikasikan hal-hal penting dan strategis kepada BPMA untuk disampaikan ke Aceh Energi,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kontribusi ekonomi, BPMA berkomitmen mendorong Aceh Energi agar memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian Bireuen.
Baca juga: SKK Migas: 17 Proyek Hulu Migas Terlambat Beroperasi
“Mempercepat proses eksplorasi sangat penting agar Aceh Energi dapat segera melakukan eksploitasi. Kami berharap uji pengeboran pertama dapat dilakukan pada bulan November 2026,” tambah Nasri.
Dalam pertemuan ini, Nasri juga mendorong keterlibatan universitas dalam kegiatan hulu migas, serta memastikan bahwa SDM Aceh harus terlibat aktif dalam investasi Aceh Energi.
“BUMD di Kabupaten Bireuen harus segera diaktifkan untuk menjadi pionir bisnis di hulu migas, sehingga Bupati perlu menyiapkan dan memperkuat hal ini,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati menyebut Bireuen masih menghadapi tantangan pengangguran sehingga investasi migas diharapkan bisa membuka kesempatan kerja bagi masyarakat.
Mukhlis juga mengajak BPMA dan PT Aceh Energi untuk terus berkoordinasi dalam menentukan titik-titik survei seismik dan rutin mengadakan pertemuan agar semua pihak dapat bertukar informasi terkait kendala di lapangan.
“Aceh Energi wajib mengedepankan serapan tenaga kerja lokal, mengingat Kabupaten Bireuen masih menghadapi tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Dengan adanya investasi ini, diharapkan masyarakat Bireuen bisa mendapatkan kesempatan kerja,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, PT Aceh Energi memaparkan rencana kerja dan program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan, termasuk tahap seismik, sosialisasi, mobilisasi alat, survei, perekaman data, reklamasi, inventori, serta kompensasi yang meliputi analisis data benda di atas permukaan dan kajian lingkungan.
Exploration dan Engineering Manager Aceh Energi, Dhimas Arief, menjelaskan rencana survei seismik 3D dengan menggunakan alat vibrosis sebagai metode pencarian data awal migas. Teknik ini memanfaatkan alat getaran dari truk vibro untuk merekam data
Pertemuan dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait di antaranya Wakil Bupati, Asisten II Bidang Perekonomian, Kepala Dinas Keuangan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), Kepala Dinas Ketenagakerjaan, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).