Kenapa Repsol Lepas Kontrak Migas di Aceh Utara?

alasan repsol melepas kontrak migas blok Andaman III Aceh Utara, BPMA saat melakukan pengecekan kesiapan logistik pelabuhan di Shorebase Repsol Andaman B.V untuk pemboran sumur Rencong 1X, Krueng Geukueh, Lhokseumawe (30/6/2022). Foto: Ho for Komparatif.ID.
BPMA saat melakukan pengecekan kesiapan logistik pelabuhan di Shorebase Repsol Andaman B.V untuk pemboran sumur Rencong 1X, Krueng Geukueh, Lhokseumawe (30/6/2022). Foto: Ho for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jakarta— Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pada 2020-2023, 50 kontrak migas (hulu minyak dan gas bumi) diterminasi atau dikembalikan ke negara.

Salah satu kontrak migas yang diterminasi milik perusahaan migas raksasa Repsol, yang mengelola Wilayah Kerja (WK) atau Blok Andaman III di lepas pantai Aceh Utara.

Lalu mengapa Repsol melepas kontrak tersebut?

Mengutip CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, kontrak migas Repsol untuk Blok Andaman III dikembalikan ke negara karena setelah melakukan pengeboran eksplorasi, perusahaan tersebut tidak menemukan cadangan migas sebesar yang diharapkan.

Blok Andaman III sebelumnya pernah dianggap sebagai salah satu lokasi cadangan gas terbesar di dunia, dengan cadangan terakumulasinya mencapai 4,86 miliar barel oil equivalent (BOE).

Baca juga: Sumur Migas Andaman III Lepas Pantai Aceh, Kering!

Namun, setelah pengeboran sumur eksplorasi pada tahun 2022, WK Andaman III yang dikelola oleh Repsol (51%) bersama Petronas (49%) justru kering (dry hole). Akibatnya, blok yang pernah diharapkan memiliki sumber migas yang melimpah itu akan diterminasi atau dikembalikan ke negara.

“Benar (dikembalikan) dikarenakan hasil pengeboran sumur Rencong-1X yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,” kata Amir mengutip CNBC Indonesia, Selasa (18/7/2023).

Meski Blok Andaman III akan dikembalikan ke negara, Repsol masih akan fokus mengembangkan portofolio mereka di blok lain, seperti WK Sakakemang yang berada di Banyuasin, Sumatera Selatan.

Kontrak Blok Andaman III seluas 4684.32 kilometer persegi yang terletak di lepas pantai Aceh Utara sebelumnya dimenangkan oleh Talisman dalam lelang Wilayah Kerja pada tahun 2009.

Baca jugaRepsol Andaman B.V Lakukan Pemboran di Perairan Aceh

Blok Andaman III merupakan Wilayah Kerja Eksplorasi seluas 4684.32 kilometer perseg yang dimenangkan oleh Talisman pada lelang Wilayah Kerja pada 2009. Kontrak Kerja Sama WK Andaman III menggunakan skema Cost Recovery dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada tahun 2015, Repsol mengakuisisi Talisman, sehingga WK tersebut dikelola oleh Repsol.

Pada 2019, perusahaan migas asal Malaysia, Petronas, melalui anak usahanya Petronas Andaman B.V. resmi mengakuisisi 49% hak partisipasi WK Andaman III dari Repsol Andaman B.V., anak perusahaan Repsol S.A.

Sebelumnya, Repsol Andaman B.V telah melakukan beberapa kegiatan, termasuk studi Geologi dan Geofisika (G&G) serta akuisisi data seismik 3D seluas 3,250 km2 yang telah dilaksanakan antara tahun 2016 hingga 2018.

Pengeboran lepas pantai ini merupakan pengeboran laut dalam atau deep water, dan lokasinya berjarak sekitar 42 km dari garis pantai Aceh Utara. Meskipun usaha-usaha tersebut telah dilakukan, hasilnya tidak memenuhi harapan Repsol, sehingga keputusan pengembalian wilayah kerja ini harus diambil.

Baca juga: Realisasi PNBP ESDM Capai Rp224 T, Migas Masih Loyo

Kontrak Migas Blok Andaman III Dilelang Kembali

Meski dilepas Repsol, Tutuka Ariadji tetap optimistis dengan pendekatan, metodologi, dan konsepsi geologi yang berbeda, Blok Andaman III mungkin masih memiliki potensi untuk menemukan cadangan migas yang sesuai dengan skala keekonomian pengembang. Karena itu, Kementerian ESDM berencana untuk melelang ulang Blok Andaman III.

“Blok Andaman III diupayakan cepat untuk bisa didalami. Karena kita melihat dengan pendekatan, dengan metodologi, dengan konsepsi geologi yang berbeda, bisa saja dihasilkan suatu hasil yang berbeda daripada hasil sebelumnya. Kita yakinnya seperti itu,” terang Ariadji pada program Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (17/10/2023).

Kementerian ESDM berharap menemukan cadangan yang lebih besar daripada yang sebelumnya diperkirakan. Ariadji menjelaskan masih perlu menunggu hasil tambahan data dan kajian tim subsurface untuk melihat apakah dalam beberapa tahun ke depan, produksi migas di blok ini dapat ditingkatkan.

“Masih perlu kita tunggu bagaimana tambahan data dan tim subsurface-nya melakukan kajian. Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, produksi bisa meningkat,” lanjutnya.

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) sempat melaporkan bahwa Repsol selaku operator Blok Andaman III telah melakukan pengeboran sumur Rencong-1X di perairan Aceh pada Senin (18/7/2022).

Namun, setelah berbagai upaya, kesimpulan akhir adalah bahwa wilayah tersebut tidak memiliki cadangan minyak atau gas yang memadai untuk justifikasi lanjutan.

Artikel SebelumnyaKoki Mi Asal Aceh Dikeroyok Preman Hingga Kritis di Jakarta
Artikel SelanjutnyaBeredar Rekaman Audio Abu Laot Menangis Usai Ditahan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here