Kasus Tewasnya Apa Let Bermula dari Tagihan Harga Kelapa Muda

MD mengaku memukuli dada Apa Let dengan kelapa muda. Dia juga menindih tubuh korban dengan kursi. Hal itu dipicu oleh harga kelapa muda yang tak kunjung dibayar oleh Saidinur. Foto: Ist.
MD mengaku memukuli dada Apa Let dengan kelapa muda. Dia juga menindih tubuh korban dengan kursi. Hal itu dipicu oleh harga kelapa muda yang tak kunjung dibayar oleh Saidinur. Foto: Ist.

Komparatif.ID, Sigli—Setelah ditangkap oleh polisi dan diserahkan ke Polres Pidie, MD (40) terduga pembunuh Saidinur bin Abdul Latif (55) alias Apa Let, menjelaskan duduk perkara yang menyebabkan sang penjual rujak batok kelapa itu mengembuskan nafas terakhir.

Dalam konferensi pers pada Senin (30/5/2022) di Mapolres Pidie, polisi menerangkan kronologis kejadian sesuai dengan pengakuan terduga pelaku.

Pada malam kejadian, MD pada Kamis (19/5/2022) dia Kembali menyambangi kios rujak milik Apa Let, dengan maksud menagih harga kelapa muda sebanyak 200 butir yang dititip ke kios tersebut. Total uang yang harus disetor oleh Saidinur Rp800 ribu.

MD mengatakan, itu bukan kali pertama dia menagih, tapi sudah beberapa kali, tapi tak kunjung lunas. Malam itu, bukannya uang yang dia dapatkan, melainkan cek cok mulut antara MD dan Apa Let. MD mengaku sudah tak sabar, karena baginya Rp800 ribu bukan jumlah yang kecil.

Tensi keduanya semakin meninggi dan akhirnya saling baku hantam pun terjadi. Saat itu, dua pria itu bergumul, Apa Let terjatuh ke atas lantai, di dekat tumpukan kelapa muda. MD meraih satu kelapa dan memukulkannya ke dada Apa Let. Pria setengah abad itu tersungkur.

MD mengambil kursi dan menekannya ke tubuh Apa Let, yang kemudian tidak dapat lagi bergerak. MD mengaku ketika meninggalkan Saidinur, pria itu belum meninggal dunia.
Terduga pelaku dibidik dengan pasal 338 KUHP ancaman pencara maksimal 15 tahun.

Seperti diberitakan sebelumnya, penemuan jenazah Apa Let di kios rujaknya menggemparkan warga. Pria humoris yang sehari-hari berjualan rujak batok kelapa tergeletak di atas lantai kiosnya. Orang pertama yang menemukan Apa Let adalah istrinya sendiri. Sang perempuan seketika histeris begitu melihat belahan jiwanya telah terbujur kaku di atas lantai kayu, tempat ia sehari-hari mencari nafkah untuk keluarga.

Sang istri mencari Apa Let ke kios, karena tidak pulang ke rumah pada malam Jumat. Dia curiga, karena pada hari Jumat Apa Let tidak berjualan, dan dia juga bukan tipikal lelaki yang tidak pulang ke rumah.

Artikel SebelumnyaFarid Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang
Artikel SelanjutnyaIlliza Berikan Bantuan Masa Panik Korban Angin Kencang
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here