Komparatif.ID, Bali— Janeng dan aren produk perajin dari Samar Kilang, Bener Meriah, dipamerkan di event Women Ecopreneur Fest yang digelar di Bali, 18 sampai 21 Agustus 2023. Janeng dan gula aren tersebut merupakan produksi kelompok Perempuan Gayo Sejahtera yang dikemas dalam merek Katahati Enterprise.
Produk kerajinan petani perempuan di Samar Kilang, Bener Meriah, menarik perhatian sejumlah pengunjung festival. Mereka tertarik melihat dua jenis produk makanan yang dihasilkan dari kerja keras penuh cinta para perempuan asal negeri di Atas Awan.
Perwakilan kelompok perempuan yang memamerkan janeng dan aren, yaitu Rauyah yang memimpin kelompok Markilang dengan lini produksi janeng, serta Saedah, ketua kelompok Samaren dengan lini usaha aren, menyampaikan rasa terima kasih, karena telah dibawa melanglang buana ke Bali.
Tampil di event besar merupakan pengalaman pertama mereka berdua. Kedua perempuan itu berterima kasih kepada Katahati Institute yang telah memberikan pendampingan kepada para petani perempuan di Samar Kilang.
Baca juga: Menekan Emisi Metana Menambah Angka Produksi Padi
Kehadiran mereka ke festival tersebut diberikan apresiasi. Karena usaha yang mereka bangun merupakan bentuk komitmen menjaga hutan demi menjaga kelestarian alam dan melindungi harimau sumatra dari kepunahan.
Produk-produk kuliner berbasis organik dan tradisional, merupakan bentuk komitmen masyarakat dalam melindungi kawasan tempat tinggalnya dari kerusakan.
Direktur Katahati Institute Raihal Fajri, kepada Komparatif.id, Senin (21/8/2023) menjelaskan, kehadiran produk karya petani Samar Kilang, merupakan bagian dari rangkaian program Rural Climate and Economic Resilience (RuCLER) oleh Women’s Earth Alliance yang bekerjasama dengan Pratisara Bumi Foundation.
Pameran menjadi kesempatan untuk menghubungkan pemimpin perempuan akar rumput dengan ekosistem bisnis di luar wilayah mereka. tujuan utamanya membantu pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan melalui berbagai kesempatan berjejaring dengan calon mitra, kolaborator, dan investor.
Raihal menjelaskan, rangkaian kegiatan ini dimulai dengan menemu-kenali berbagai peluang bisnis ekowisata terpadu, selanjutnya dirangkai dengan Women Ecopreneur Fest di Ubud dan dilanjutkan dengan sesi berbagi pengetahuan pada publik lebih luas tentang pengalaman masing-masing perwakilan perempuan akar rumput.