Komparatif.ID, Banda Aceh— Pemerintah Aceh melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat realisasi investasi di Aceh pada triwulan III tahun 2025 mencapai Rp4,16 triliun. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala DPMPTSP Aceh, Marwan Nusuf, menyebutkan dari total nilai tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kontribusi Rp3,98 triliun atau sekitar 95,5 persen.
Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp185,7 miliar atau 4,5 persen. Ia menilai capaian tersebut sebagai bukti semakin kondusifnya iklim investasi di Aceh.
“Lonjakan ini menjadi bukti bahwa iklim investasi di Aceh semakin kondusif. Pemerintah terus berupaya menghadirkan pelayanan perizinan yang cepat, transparan, dan berbasis digital melalui sistem OSS-RBA agar investasi dapat direalisasikan tanpa hambatan,” ujar Marwan, Rabu (28/10/2025).
Secara kumulatif, total investasi yang terealisasi sejak Januari hingga September 2025 mencapai Rp7,75 triliun atau sekitar 81,5 persen dari target tahunan Rp9,5 triliun. Marwan optimistis target tersebut akan tercapai bahkan dapat terlampaui pada akhir tahun.
Baca juga: Aceh Jajaki Peluang Investasi Peternakan & Pertanian dengan Australia
Sektor perdagangan dan reparasi menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp2,29 triliun atau 55,2 persen dari total realisasi. Sektor lainnya yang tumbuh signifikan adalah tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan senilai Rp667,3 miliar, pertambangan Rp401,6 miliar, transportasi dan telekomunikasi Rp245,5 miliar, serta industri makanan Rp244,8 miliar.
Kabupaten Aceh Tamiang mencatat realisasi investasi tertinggi sebesar Rp942,9 miliar, disusul Lhokseumawe Rp812,9 miliar, Aceh Timur Rp684,8 miliar, Aceh Barat Rp348,6 miliar, dan Aceh Singkil Rp260,4 miliar.
Menurut Marwan, pemerataan investasi di berbagai wilayah menunjukkan semakin luasnya pengenalan potensi ekonomi daerah oleh para investor.
Investasi asing yang masuk pada triwulan III 2025 didominasi oleh lima negara, yaitu Singapura, Belgia, Seychelles, Turki, dan Inggris, dengan nilai terbesar berasal dari Singapura sebesar Rp56,7 miliar.
Marwan menyebut kerja sama dengan negara-negara Asia dan Eropa terus diperkuat, terutama di sektor energi, agrikultur, dan industri tekstil.
Investasi tersebut juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat, dengan 3.504 tenaga kerja lokal terserap, terdiri atas 3.344 pekerja di sektor PMDN dan 160 di PMA.
“Seluruh tenaga kerja yang terserap adalah pekerja lokal. Artinya, investasi yang masuk tidak hanya menambah nilai ekonomi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujar Marwan.












