Ini Rukun & Syarat agar Puasa Ramadan Sah

Ini Rukun & Syarat agar Puasa Ramadan Sah Menjalankan puasa dengan memahami rukun dan syaratnya menjadi kunci agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah. Ilustrasi: Komparatif.ID.
Menjalankan puasa dengan memahami rukun dan syaratnya menjadi kunci agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah. Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Puasa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus. Ibadah ini memiliki aturan yang harus dipahami agar sah dan diterima oleh Allah. Setiap muslim yang ingin menjalankan ibadah ini dengan baik perlu mengetahui rukun serta syarat-syaratnya agar tidak keliru dalam praktiknya.

Rukun Puasa

Rukun puasa adalah hal-hal yang harus dilakukan agar puasa sah. Jika salah satu rukun tidak terpenuhi, maka puasa batal. Berikut dua rukun utama puasa Ramadhan:

  1. Niat Puasa

Niat harus dilakukan setiap malam sebelum memasuki waktu fajar. Niat ini boleh diucapkan dengan lisan atau cukup di dalam hati, asalkan ada kesungguhan dalam menjalankannya. Bacaan niat puasa yang umum digunakan berbunyi: 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala,” yang berarti “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.” 

Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya dianggap tidak sah, kecuali dalam puasa sunnah yang boleh diniatkan di pagi hari sebelum matahari tergelincir.

  1. Menahan Diri dari Hal-Hal yang Membatalkan Puasa

Selain niat, rukun berikutnya adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Ini mencakup tidak makan, tidak minum, serta tidak melakukan hubungan suami istri selama waktu berpuasa. 

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 187:

فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ

Fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl.

Artinya: “…Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam…”

Tidak hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, seorang muslim juga harus menghindari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa seperti berbohong, menggunjing, berkata kasar, dan bertengkar.

Baca juga: Maksimalkan Ramadan dengan 12 Amalan Utama Ini!

Syarat Wajib Puasa

Sebelum menjalankan puasa, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah ini menjadi kewajiban bagi seseorang:

  1. Beragama Islam

Syarat pertama adalah beragama Islam. Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang hanya diwajibkan bagi umat Islam. Seseorang yang bukan muslim tentu tidak memiliki kewajiban puasa saat bulan Ramadan.

  1. Baligh (Dewasa)

Selanjutnya, seseorang yang wajib berpuasa harus sudah dewasa (baligh). Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan berpuasa, meskipun dianjurkan untuk mulai berlatih sejak kecil agar terbiasa menjalankan ibadah ini ketika dewasa. 

Tanda-tanda seseorang telah baligh diantaranya adalah menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.

  1. Berakal Sehat

Syarat lainnya adalah berakal sehat. Orang yang mengalami gangguan mental atau sedang dalam kondisi tidak sadar seperti pingsan dalam waktu lama tidak diwajibkan untuk berpuasa. 

  1. Mampu Berpuasa

Begitu juga dengan orang yang sakit berat atau memiliki kondisi yang membuatnya tidak mampu berpuasa. Dalam Islam, ada keringanan bagi mereka yang tidak mampu menjalankan puasa, yaitu menggantinya di hari lain jika memungkinkan atau membayar fidyah sebagai bentuk pengganti.

  1. Tidak dalam Perjalanan Jauh

Bagi seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh atau disebut musafir, ada keringanan untuk tidak berpuasa jika merasa kesulitan. Namun, puasa yang ditinggalkan harus diganti di hari lain setelah Ramadhan. 

  1. Tidak dalam Keadaan Haid atau Nifas

Selain itu, bagi perempuan yang sedang mengalami haid atau nifas, mereka juga tidak diperbolehkan berpuasa dan wajib menggantinya setelah masa tersebut selesai.

Menjalankan puasa Ramadhan dengan memahami rukun dan syaratnya akan menjadikan ibadah lebih bermakna dan diterima oleh Allah Swt. Jangan lupa untuk menjaga niat, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, serta tetap menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan!

 

Artikel SebelumnyaUsai Danantara Launching, IHSG Ambruk Nyaris 8 Persen
Artikel SelanjutnyaAceh Energy Resmikan Kantor di Banda Aceh, Segera Eksplorasi Blok Bireuen-Sigli
Zikril Hakim
Reporter magang untuk Komparatif.ID. Meliput isu-isu sosial, dan olahraga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here