
Komparatif.ID, Banda Aceh— Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Kerajaan Arab Saudi untuk pertama kalinya memberikan izin untuk membangun Kampung Haji di Kota Mekkah.
Prabowo menyebut Indonesia menjadi negara pertama yang memperoleh hak kepemilikan lahan di wilayah suci tersebut.“Untuk pertama kali dalam sejarah, undang-undang mereka diubah demi Indonesia. Ini luar biasa,” ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran di Istana Negara, Senin (20/10/2025).
Menanggapi keberhasilan diplomasi tersebut, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Mujiburrahman, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pemerintah Indonesia memperoleh izin pembangunan Kampung Haji di Kota Mekkah.
Ia menilai capaian tersebut bukan hanya simbol keberhasilan diplomasi, tetapi juga cerminan kepemimpinan visioner yang berpihak pada kepentingan umat.
“Langkah ini bukan sekadar prestasi diplomasi, tapi juga simbol bahwa Indonesia dihormati di kancah dunia Islam. Pemerintah menunjukkan kepemimpinan yang tulus, bekerja dengan niat baik untuk kemaslahatan jamaah,” ujar Mujiburrahman dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).
Kampung Haji dirancang sebagai pusat layanan terpadu bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Fasilitasnya mencakup akomodasi, konsumsi, transportasi, serta layanan kesehatan yang dikelola secara terintegrasi untuk meningkatkan kenyamanan jamaah.
Baca juga: Badan Penyelenggara Haji Bakal Rekrut Pegawai Lintas Agama
Menurut Mujiburrahman, inisiatif tersebut tidak hanya menjawab kebutuhan logistik, tetapi juga mempertegas kemandirian Indonesia dalam pengelolaan pelayanan ibadah. “Ini bukti nyata bahwa kita bisa berdiri sejajar dengan negara lain, bahkan menjadi pelopor dalam sistem pelayanan jamaah di Tanah Suci,” katanya.
Ia menambahkan, gagasan pembangunan Kampung Haji juga memiliki makna historis yang kuat, terutama bagi masyarakat Aceh. Menurutnya, semangat itu sejalan dengan warisan wakaf produktif Habib Bugak Al Asyi yang sejak abad ke-13 Hijriah telah membantu jamaah dan pelajar asal Aceh di Mekkah.
“Bagi masyarakat Aceh, berkhidmat di Tanah Suci bukan hal baru. Sejak ratusan tahun lalu sudah ada Habib Bugak Al Asyi yang mewakafkan hartanya untuk membantu jamaah Aceh di Mekkah. Semangat seperti inilah yang kini dilanjutkan dalam skala nasional lewat Kampung Haji Indonesia,” ujarnya.
Wakaf Habib Bugak hingga kini tetap aktif mengelola berbagai properti di sekitar Masjidil Haram, termasuk Hotel Elaf Masyair dan Ramada Hotel di kawasan Ajyad Mushafi, serta Hotel Wakaf Habib Bugak Al Asyi di Aziziah yang mampu menampung ratusan jamaah. Hasil pengelolaannya disalurkan untuk membantu jamaah Aceh setiap tahun.
“Ini contoh konkret bagaimana nilai keagamaan, kedermawanan, dan kemandirian ekonomi bisa berjalan seiring. Wakaf Habib Bugak membuktikan bahwa investasi spiritual umat bisa melahirkan manfaat lintas generasi,” imbuh Mujiburrahman.