Komparatif.ID, Banda Aceh— Aceh mencatat lonjakan tajam nilai impor pada Januari 2025 disebabkan impor gas yang mendominasi total transaksi perdagangan luar negeri.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, impor gas pada awal 2025 mencapai 66,74 juta dolar AS atau sekitar 88,02 persen dari total impor Aceh.
Fungsional Madya BPS Aceh, Haifa Sari, menyebutkan impor gas terbesar berasal dari Qatar dengan nilai 28,35 juta dolar AS, diikuti oleh Amerika Serikat senilai 23,16 juta dolar AS, dan Uni Emirat Arab sebesar 14,75 juta dolar AS.
“Secara keseluruhan, komoditas yang diimpor paling besar pada awal Januari 2025 adalah gas, senilai 88,02 persen dari keseluruhan total impor Aceh,” terang Haifa mengutip Antara, Senin (3/3/2025).
Selain gas, Aceh juga mengimpor pupuk senilai 6,4 juta dolar AS, beras sebesar 1,94 juta dolar AS, serta beberapa komoditas lainnya seperti asam sulfat dan gypsum/anhidrit.
Baca juga: Inflasi Aceh Februari 2025 Tercatat 0,41 Persen
Secara keseluruhan, nilai impor Aceh pada Januari 2025 tercatat mencapai 75,82 juta dolar AS, meningkat tajam sebesar 654,49 persen dibandingkan Desember 2024. Tidak hanya itu, kenaikan nilai impor ini juga terlihat jauh lebih besar dibandingkan Januari 2024, dengan lonjakan hingga 920,53 persen atau sembilan kali lipat lebih tinggi.
Di sisi lain, nilai ekspor Aceh pada Januari 2025 tercatat sebesar 50,85 juta dolar AS dengan komoditas utama berupa batu bara yang mendominasi angka ekspor senilai 36,82 juta dolar AS.
India menjadi tujuan utama ekspor batu bara Aceh dengan nilai transaksi mencapai 31,23 juta dolar AS, disusul Thailand sebesar 5,59 juta dolar AS. Selain batu bara, Aceh juga mengekspor cangkang atau kernel kelapa sawit senilai 2,78 juta dolar AS ke Jepang, serta beberapa komoditas lainnya seperti asam rosin, asam damar, dan minyak terpentin kayu.
Namun, dengan nilai impor yang lebih tinggi dibanding ekspor, Aceh mengalami defisit neraca perdagangan sebesar 24,97 juta dolar AS pada Januari 2025.
Haifa Sari menjelaskan dalam kurun waktu Januari 2024 hingga Januari 2025, neraca perdagangan luar negeri Aceh secara umum mengalami surplus, kecuali pada November 2024 dan Januari 2025.
Lonjakan impor yang sangat signifikan, khususnya pada komoditas gas, menjadi faktor utama defisit perdagangan di awal tahun ini.