Ilyas Minta Pemkab Bangun Monumen Pendidikan Guru di Bekas SPG Negeri Bireuen

Dr. Mohd Ilyas
Mantan Kadisdik Aceh Dr. Mohd. Ilyas, Kamis (28/9/2023) meminta Pemkab Bireuen membangun monumen pendidikan guru di bekas gedung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Bireuen. Foto: Dikutip dari FB Usman Abdullah.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Mantan Kadisdik Aceh Dr. Mohd Ilyas, meminta Pemerintah Bireuen membangun monumen pendidikan guru di bekas gedung SPG Negeri Bireuen yang akan dibangun gedung perpustakaan tiga lantai.

Dalam sebuah diskusi informal di Banda Aceh, Kamis (28/9/2023) mantan Kadisdik Aceh Dr. Drs. Mohd Ilyas mengatakan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Bireuen, merupakan salah satu rumah besar pendidikan Indonesia. Para lulusannya ditempatkan hampir di seluruh Indonesia. Mulai dari Sumatra, hingga Jawa.

Khusus Aceh, lulusan SPG Negeri Bireuen memberikan kontribusi sangat besar untuk dunia pendidikan. Mereka bertebaran di setiap kabupaten dan kota. Bukan semata sebagai guru, tapi tidak sedikit yang kemudian menjadi pejabat politik, guru besar, dan tokoh di bidang lainnya.

Baca: Kejari Bireuen Damaikan 2 Janda yang Berkelahi di Jalan

SPG Negeri Bireuen yang gedungnya dibangun dengan semangat gotong royong masyarakat, patut dikenang sebagai monumen pendidikan guru. Di masa lalu, tempat itu menjadi saksi sejarah tentang kontribusi nyata masyarakat awam, yang bergandengan tangan membangun fasilitas sekolah, demi anak-anak mereka dapat melanjutkan studi.

Mengapa ide tersebut muncul? Ilyas mengatakan, rencana pembangunan perpustakaan tiga lantai, menjadi momentum sangat penting. Keberadaan perpustakaan yang besar dan luas serta representative mewakili zaman modern, patut menjadi energi merawat kenangan masa lalu.

Baca: Bireuen, Tionghoa & Perkembangan Warung Kopi

“Saya kira ini momentum. Ada jejak SPG Negeri Bireuen di lokasi rencana pembangunan perpustakaan. SPG Negeri Bireuen jangan dipandang sebagai sekolah biasa. Tapi harus dilihat sebagai situs penting yang ikut membentuk sejarah besar dunia pendidikan Aceh dan Indonesia. Di sana para calon guru dilatih selama tiga tahun. Mereka kemudian menjadi guru anak bangsa di berbagai daerah,” sebut Ilyas.

Oleh karena itu, Ilyas menyarankan kepada Pj Bupati Bireuen Dr. Aulia Sofyan, supaya membenahi sisa bangunan SPG yang masih ada di lokasi itu. Setidaknya dibangunlah sedikit monumen, atau sisa gedung itu dijadikan museum pendidikan guru.

Apakah bangunan sisa SPG Negeri Bireuen tidak akan merusak kemegahan perpustakaan kelak? Ilyas sembari tersenyum mengatakan tidak akan. Meski bukan bangunan kolonial, sisa jejak SPG Negeri Bireuen dapat menjadi bangunan lama yang melahirkan kesan vintage. “Tergantung siapa yang akan mendesainnya ulang,” sebut Ilyas.

Akankah harapan Ilyas bersambut? Hanya waktu yang akan menjawab.

Artikel SebelumnyaMuhammad Ali Akhirnya Ditangkap Jaksa
Artikel SelanjutnyaRincian Dana PON 2024 Tunggu Rencana Induk KONI Pusat
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here