Komparatif.ID, Banda Aceh—Harga cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, melonjak tinggi. Pantauan Komparatif.ID pada Kamis (27/11/2025) mencapai harga Rp114.000/per kilogram.
Pantauan Komparatif.Id di Pasar Induk Lambaro, komoditas pertanian seperti sayur-sayuran hingga bumbu dapur, stoknya mulai menipis. Bahkan cabai merah mulai menghilang di pasar.
Sejumlah pedagang mengatakan pasokan cabai merah mulai tidak lagi disuplai, sejak banjir mulai meluas di Aceh dan Sumatera Utara.
Meski harga cabai merah di Pasar Lambaro naik drastis, tapi pasokannya mulai menghilang.
Cabai merah hanya dijual di satu kios di Pasar Induk Lambaro. Stoknya pun tersisa dua kilogram.
Di Jalan Rel Kereta Api yang menghubungkan Lambaro-Pagar Air, aktivitas pasar buah terlihat sepi. Sejak Subuh buah-buahan tidak nampak begitu banyak dibongkar di sana.
“Harga cabai merah di Pasar Induk Lambaro ini harganya naik tinggi, tapi pasokan tidak ada. Stoknya juga mulai menghilang,” sebut seorang pedagang.
Seorang ibu rumah tangga sembari berbelanja, hanya bisa menghela nafas panjang.
Baca juga: Plt Kadisdik Aceh Instruksikan Sekolah Jadi Posko Darurat Jika Dibutuhkan
“Harga cabai merah di Pasar Induk Lambaro sangat mahal saat ini. Itupun barangnya tidak ada,” katanya sembari berlalu.
Buah-buahan dan sayur-sayuran yang dipasok ke wilayah tersebut, umumnya berasal dari Sumatera Utara dan wilayah tengah Aceh seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Hujan deras yang telah berlangsung satu pekan di Aceh dan Sumut,telah melumpuhkan jalur trasnportasi darat. Sejak Rabu (26/11/2025) sejumlah wilayah mulai terisolir akibat banjir. Wilayah tengah Aceh tidak bisa diakses melalui jalur darat.
Perbatasan Aceh dengan Sumut juga tidak bisa dilintasi.
Bila hujan tidak berhenti dalam dua hari ini, dan banjir tidak surut, diprediksi logistik pangan untuk Aceh akan mengalami krisis.
Seorang pedagang telur di Lambaro mengatakan, truk telur milik mereka tertahan di suatu daerah yang tidak diketahui. Sejak Rabu keberadaan truk tersebut tidak diketahui lagi.
“Mungkin sudah terjebak banjir di salah satu kabupaten. Harusnya mereka telah tiba di sini pada hari ini,” kata pedagang telur tersebut.











