Komparatif.ID, Jakarta- Gus Miftah jadi bahan perbincangan di internet. Gus Misftah dibincangkan warganet bukan karena prestasinya. Tapi karena ucapannya yang dinilai menghina seorang pedagang es teh.
Dalam sebuah video yang disitat Komparatif.ID, Rabu (4/12/2024) penceramah kelahiran 1981 Miftah Maulana Habiburrahman yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta, sembari guyon ia justru menghina seorang pedagang es teh yang sedang menjajakan dagangannya di tengah hadirin yang mengikuti ceramah Gus Miftah.
Saat penjual es teh sedang melintas di tengah jubelan jamaah, para jamaah yang umumnya ibu-ibu, meminta Gus Miftah memborong dagangan sang pedagang kecil.
Baca: Jadilah Rabbaniyun, Bukan Sekadar Ramadhaniyun
Sembari tertawa, Gus Miftah justru mengatakan pedagang es teh tersebut goblok.
“Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh),” kata Gus Miftah sembari terpingkal-pingkal. Seorang pria yang duduk di samping Miftah juga terpingkal-pingkal.
Hadirin juga terbahak. Hanya pedagang es teh yang terlihat bengong. Raut wajahnya datar. Ia mungkin kaget disebut goblok oleh Gus Miftah yang saat ini selain mubalig, juga seorang Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto.
“Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)” katanya lagi.
Video pendek tersebut mendapat beragam komentar dari warganet. Yang paling banyak kecaman terhadap sang penceramah.
Siapa lelaki pedagang es teh tersebut? Benarkah dia pria bodoh? Dikutip dari Tribun Jakarta, pria penjual es teh yang disebut goblok oleh Gus Miftah bernama Suharji. Pria tersebut memiliki dua orang anak yang sedang ia sekolahkan.
Keuntungan berjualan es teh tidak banyak. Bahkan pernah hanya mendapatkan keuntungan Rp10 ribu.
Sebelum berjualan es teh dan air mineral, Suharji bekerja sebagai tukang kayu. Akan tetapi pekerjaan itu tidak dapat dilanjutkan karena ia mengalami kecelakaan.
Wow! Gaji Suharji sangat berbeda jauh dengan pendapatan bulanan Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden. pada jabatan itu dia mendapatkan upah Rp18,6 juta. Belum lagi dana-dana lain. Belum lagi pendapatannya sebagai pengasuh ponpes.