Kondisi Bangsa Memprihatinkan, Forum Guru Besar Insan Cita Tawarkan 16 Solusi untuk Prabowo

Kondisi Bangsa Memprihatinkan, Forum Guru Besar Insan Cita Tawarkan 16 Solusi untuk Prabowo
Seorang ibu saat aksi unjuk rasa di luar gedung DPR RI yang menentang kenaikan tunjangan jumbo anggota DPR di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Foto: BAY ISMOYO/AFP via Getty Images.

Komparatif.ID, Jakarta— Forum Guru Besar Insan Cita yang terdiri dari para akademisi alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyampaikan pernyataan sikap kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, terkait kondisi bangsa yang mereka nilai sedang berada dalam keadaan memprihatinkan.

Pernyataan sikap itu dikeluarkan pada Minggu (31/8/2025) 88 guru besar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Forum Guru Besar Insan Cita menilai bangsa Indonesia tengah menghadapi situasi serius yang ditandai oleh ketidakpuasan publik terhadap lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.

Puncak akumulasi kekecewaan masyarakat terlihat dalam rangkaian kerusuhan yang melanda sejumlah kota sejak 25 Agustus 2025, termasuk di Jakarta, Depok, Surabaya, Bandung, Medan, Cirebon, Yogyakarta, Brebes, Mataram, Makassar, Wonosobo, hingga Denpasar.

Para akademisi terkemuka itu menyebut kerusuhan itu tidak lahir secara tiba-tiba, melainkan merupakan kulminasi dari rasa muak masyarakat terhadap elite politik yang dianggap tidak menunjukkan keberpihakan maupun empati kepada rakyat.

Forum Guru Besar Insan Cita menekankan perubahan tidak mungkin hanya dilakukan oleh DPR, sehingga peran kepemimpinan Presiden Prabowo sangat krusial untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh.

Dalam pernyataannya, Forum Guru Besar Insan Cita menyoroti pentingnya membenahi birokrasi. Menurut mereka, pemerataan kemakmuran tidak akan tercapai bila birokrasi tetap berjalan dengan kualitas rendah, sarat kepentingan politik, dan minim profesionalitas.

Para guru besar menekankan perlunya birokrasi Indonesia ditransformasi menjadi birokrasi berkelas dunia yang transparan, akuntabel, tidak partisan, serta diisi oleh pemimpin dengan integritas dan kompetensi teruji.

Selain itu, Forum Guru Besar Insan Cita juga menegaskan komitmen terhadap penegakan hukum dan keadilan adalah fondasi yang tidak bisa ditawar. Mereka menilai lemahnya supremasi hukum menjadi penyebab utama ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.

Dalam konteks ini, para guru besar mengingatkan keberpihakan terhadap hukum yang adil dan tidak diskriminatif akan menentukan keberhasilan negara dalam menegakkan demokrasi serta menghindarkan masyarakat dari praktik kesewenang-wenangan.

Baca jugaNasDem Minta DPR Hentikan Tunjangan dan Gaji Ahmad Sahroni

Untuk merespons situasi yang mendesak, Forum Guru Besar Insan Cita menawarkan delapan solusi jangka pendek. Di antaranya adalah penghentian kekerasan yang dilakukan aparat maupun demonstran melalui penegakan hukum yang adil, reformasi menyeluruh di tubuh Polri, serta pergantian pimpinan Polri.

Kondisi Bangsa Memprihatinkan, Forum Guru Besar Insan Cita Tawarkan 16 Solusi untuk Prabowo
Forum Guru Besar Insan Cita tawarkan 8 solusi jangka pendek dan 8 solusi jangka menengah untuk Pemerintah. Foto: Komparatif.ID.

Mereka juga mendorong penataan ulang kabinet agar menteri yang dianggap tidak kompeten atau memiliki masalah integritas diganti dengan sosok yang kredibel. Forum menilai penggantian anggota DPR yang menimbulkan kemarahan publik juga perlu segera dilakukan.

Langkah lain yang dianggap mendesak adalah percepatan pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset Koruptor, mengembalikan KPK sebagai lembaga independen melalui penerbitan Perppu, serta mencabut Undang-Undang Cipta Kerja yang dinilai membebani rakyat.

Forum Guru Besar Insan Cita juga menekankan pentingnya menata ulang program Makan Bergizi Gratis agar lebih tepat sasaran, terutama bagi siswa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar serta daerah dengan tingkat stunting tinggi.

Selain langkah jangka pendek, Forum Guru Besar Insan Cita juga menyusun delapan solusi jangka menengah. Presiden diminta memimpin langsung gerakan pemberantasan korupsi dengan konsisten melibatkan semua elemen bangsa, melakukan evaluasi terhadap peraturan dan undang-undang yang memberatkan rakyat, serta meningkatkan kualitas institusi pengawasan seperti BPK dan BPKP agar publik kembali percaya.

Para guru besar juga menyoroti perlunya reformasi birokrasi secara mendalam dengan grand design reformasi nasional yang jelas dan terukur. Dalam hal ini, penempatan pucuk pimpinan kementerian dan lembaga harus dilakukan dengan mempertimbangkan integritas serta kepercayaan publik.

Bonus demografi yang dimiliki Indonesia juga harus dikelola agar tidak berubah menjadi bencana demografi akibat pengangguran dan ketidakpastian lapangan kerja.

Para guru besar menilai DPR memerlukan evaluasi serius karena ketidakpercayaan publik terhadap lembaga tersebut semakin tinggi. Pola hidup sederhana, menjaga kepatutan, serta mengedepankan kesantunan dan kompetensi dianggap sebagai hal yang harus kembali ditegakkan oleh wakil rakyat.

Reformasi politik, hukum, dan birokrasi juga menjadi perhatian utama. Forum menyebutkan praktik demokrasi yang dijalankan Indonesia sejak 1998 hingga 2025 lebih condong ke arah liberal dibanding nilai-nilai Pancasila.

Dalam aspek pendidikan, forum menyarankan agar Presiden mengevaluasi rencana pendirian perguruan tinggi baru oleh Danantara.
Menurut mereka, langkah yang lebih tepat adalah memperkuat perguruan tinggi yang sudah ada agar mampu bersaing di tingkat internasional, dibanding menambah jumlah institusi baru yang dikhawatirkan hanya membebani.

“Kami menyerukan Presiden Republik Indonesia dan DPR RI untuk segera merespons dengan langkah-langkah nyata, baik dalam bentuk Quick Win maupun Sustainable Solutions, demi mencegah kerusakan yang lebih dalam dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup pernyataan tersebut.

Pernyataan sikap ini ditandatangani 88 guru besar yang tergabung dalam Forum Guru Besar Insan Cita:
No.NamaNo.Nama
1Prof. M. Mahfud MD45Prof. Munawir Yusuf
2Prof. R. Siti Zuhro46Prof. Naelati Tubastuvi
3Prof. Didik J. Rachbini47Prof. Nirzalin
4Prof. Abdul Rauf Ismail48Prof. Noermijati
5Prof. Agus Surono49Prof. Nuhfil Hanani
6Prof. Ahmad Humam Hamid50Prof. Nurliah Nurdin
7Prof. Ahwan Fanani51Prof. Nurul Barizah
8Prof. Aidul Fitriciada Azhari52Prof. Obsatar Sinaga
9Prof. Al Makin53Prof. Popy Rufaidah
10Prof. Ali Maksum54Prof. Pujiati
11Prof. Amran Razak55Prof. Rachmad Safa’at
12Prof. Andi Pangerang Moenta56Prof. Rahmad Sofyan Patadjai
13Prof. Arifa Mustika57Prof. Rasimin SR
14Prof. Asep Saeful Muhtadi58Prof. Rena Yulia
15Prof. Barlian Usman59Prof. Restu Juniah
16Prof. Dedy Takdir Syaifuddin60Prof. Rofiaty
17Prof. Didik Suharjito61Prof. Rosdaneli Hasibuan
18Prof. Edi Slamet Irianto62Prof. Samsuridjal Djauzi
19Prof. Elimartati63Prof. Siti Marwiyah
20Prof. Emmy Latifah64Prof. Siti Mujibatun
21Prof. Erman Anom65Prof. Sitti Hartinah
22Prof. Esti Ismawati66Prof. Sri Puryono
23Prof. Fathurrahman67Prof. Sugianto
24Prof. Fauzi Aseri68Prof. Suhartono
25Prof. Firdaus69Prof. Sukarmi
26Prof. Firman Syah70Prof. Sumarni Hamid Aly
27Prof. Husni Teja Sukmana71Prof. Suradi Wijaya Saputra
28Prof. Ija Suntana72Prof. Syamsu Andi Kamaruddin
29Prof. Jaja Jahari73Prof. Syamsul Hadi
30Prof. Jasrial74Prof. Syamsul Rijal
31Prof. Juanda75Prof. Takdir Rahmadi
32Prof. La Ode M. Aslan76Prof. Totok Agung DH
33Prof. Lely Arrianie77Prof. Triawanti
34Prof. Lili Romli78Prof. Triyo Supriyatno
35Prof. Lukman Asha79Prof. Umar Burhan
36Prof. M. Ali Safaat80Prof. Umi Purwandari
37Prof. M. Janib Achmad81Prof. Unti Ludigdo
38Prof. Mahyuddin Barni82Prof. Wahyudi
39Prof. Mahyuddin KM Nasution83Prof. Winarni Monoarfa
40Prof. Maszhulhak84Prof. Yaslis Ilyas
41Prof. Mhd. Buhari Sibuea85Prof. Yayan Rahtikawati
42Prof. Muchtaruddin Mansyur86Prof. Yayan Sopyan
43Prof. Muhammad Nur87Prof. Yeni Huriani
44Prof. Mukhtar Latif88Prof. Yuddy Chrisnandi

 

Artikel SebelumnyaNasDem Minta DPR Hentikan Tunjangan dan Gaji Ahmad Sahroni
Artikel SelanjutnyaBI Beli Rp200 T SBN Melalui Skema Burden Sharing

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here