Forkopmabir Dukung Sipil, RTA Dukung Militer Sebagai Pj Gubernur Aceh

Dr. Safrizal dan Ahmad Marzuki. Foto: Ist.
Dr. Safrizal dan Ahmad Marzuki. Foto: Ist.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Jelang berakhirnya masa jabatan Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, sejumlah orang mulai memberikan dukungan kepada sosok yang dinilai layak menjadi Pj Gubernur Aceh.

Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa Bireuen (FORKOPMABIR) DKI Jakarta mendukung Dr. Drs. Safrizal Z.A., M.Si., sebagai sosok yang layak menjabat Pj. Gubernur Aceh. Sementara Rabithah Taliban Aceh (RTA) mendukung mantan Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjend Ahmad Marzuki.

Ketua Presidium FORKOPMABIR Agussalim dalam siaran persnya, Sabtu (18/06/2022) mengatakan Dr. Safrizal sangat tepat diberikan mandat memimpin Aceh di masa transisi.

Menurut Agussalim, Dr. Safrizal memenuhi beberapa persyaratan yang sering diajukan oleh elemen sipil yang pro demokrasi. Safrizal merupakan birokrat sipil, putra Aceh, pernah bertugas di Aceh, serta memahami keacehan secara utuh. Dalam rentang karirnya selama di Kemendagri, juga punya peran besar membantu kepentingan Aceh dalam beberapa hal.

Di sisi lain, Safrizal juga memiliki pengalaman memimpin di masa transisi. Dia pernah menjadi Pj Gubernur Kalimantan Selatan di tengah humbalang Covid-19.Kala itu serangan virus Covid-19 menyerang seluruh dunia, tidak terkecuali seluruh provinsi di Indonesia. Berkat kepiawaiannya, Safrizal berhasil mengatasi krisis kesehatan saat itu.

Di Kemendagri, karir Safrizal juga moncer, selalu mendapatkan promosi karena prestasinya.

Belum lagi jika kita merujuk pada biografi yang ada, sepak terjang awal karir Safrizal dimulai dari Aceh. Ia mengawali karier sebagai PNS di lingkungan daerah Tingkat II Kabupaten Aceh Utara, dengan jabatan sebagai Lurah Kota Lhokseumawe, Banda Sakti, Lhokseumawe tahun 1994. Kemudian menjadi Sekretaris Camat Kecamatan Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 1998.

Di samping itu juga ia pernah terlibat aktif dalam persiapan pemekaran Kabupaten Bireuen, mulai dari tahap awal hingga Bireuen menjadi sebuah daerah kabupaten yang otonom. Di Bireuen ia pernah menduduki posisi Kasubbag Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada tahun 2000. Sampai pada tahun 2001 Safrizal hijrah ke Jakarta tepatnya ke Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Ketika pindah tugas ke Jakarta dan ditempatkan di Kemendagri, Safrizal juga menunjukkan kinerja yang gemilang. Hingga akhirnya diberikan amanah sebagai Dirjen Bina Adwil Kemendagri.

“Salah satu kendala komunikasi selama ini oleh elit di Aceh, tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan pihak di Pusat. Sehingga banyak hal yang kemudian tersumbat dan tidak bisa dijalankan. Sementara di tingkat daerah, elit kita juga tidak mampu berkomunikasi dengan bagus antar sesamanya,” kata Agsal.

Oleh karena itu, Safrizal merupakan salah satu sosok yang memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, serta memahami anatomi pemerintahan dengan sangat baik. Sehingga Agsal yakin ia sangat tepat memimpin Aceh di masa transisi.

“Khususnya yang berkaitan langsung dengan tata kelola pemerintahan otonomi khusus (otsus), seperti Aceh, DKI, DIY dan Papua, selaku bekas Kepala Pusat Inovasi, Pak Saf sangat memahami anatominya, sehingga dapat lebih cepat menawarkan solusi kepada Aceh.”

Agsal menyadari bahwa sebagai pemimpin di masa transisi, Pj tidak memiliki mandat seluas gubernur definitif. Pj bukan orang politik, tapi bila Safrizal yang ditunjuk, ia dapat membangun pondasi Aceh, agar ketika gubernur hasil pemilu 2024 duduk, sudah memiliki dasar untuk melanjutkan.

RTA Dukung Perwira Militer
Sekjen Rabithah Taliban Aceh (RTA) Tgk Mahlil al-Haitamy mendukung mantan Pangdam Iskandar Muda Ahmad Marzuki sebagai Pj Gubernur Aceh. Dia menilai TNI dapat berperilaku lebih netral ketimbang sipil.

Dalam siaran persnya, Sabtu (18/6/2022) Mahlil mengatakan dukungannya terhadap Ahmad Marzuki bukan karena sang perwira adalah militer, tapi dia yakin AM lebih netral ketimbang birokrat sipil.

“Saya mendukung bukan karena ia TNI, tapi karena harapan kita bahwa Pj Gubenur Aceh nantinya haruslah yang netral,” katanya.

Pun demikian, Mahlil menyebutkan calon-calon lain yang sudah muncul, juga memiliki kapasitas untuk memimpin Aceh.

Mahlil juga berharap siapapun Pj Gubernur Aceh, haruslah dekat dengan ulama dan bersedia membangun Aceh dengan menjalankan nasihat ulama.

Dia juga menambahkan, Mayjend AM selama ini dikenal dekat dengan ulama. Sehingga sangat tepat menjadi Pj Gubernur Aceh.

Artikel SebelumnyaLengkapi PLB Aceh, Trans Continent Akan Bangun Kapal Kargo 2000 DWT
Artikel SelanjutnyaPenembak Dua Petani Dua di Indrapuri Ditangkap
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here