Durian Bikin Harga Kopi Dunia Jadi Lebih Mahal

Durian Bikin Harga Kopi Dunia Jadi Lebih Mahal Ilustrasi. Foto: Komparatif.ID.
Ilustrasi. Foto: Komparatif.ID.

Komparatif.ID— Siapa sangka, buah durian yang dikenal karena baunya yang menyengat kini menjadi salah satu faktor tak terduga di balik melonjaknya harga kopi dunia.

Permintaan yang meningkat terhadap buah eksotis ini di Tiongkok memicu pergeseran produksi pertanian, khususnya di Vietnam, yang berdampak pada pasokan kopi global.

Pada saat yang sama, berbagai gangguan pasokan dan cuaca ekstrem turut memperburuk situasi, menyebabkan harga kopi meroket hingga titik tertinggi dalam 13 tahun terakhir.

Durian, buah yang kerap dijuluki “raja buah” karena cita rasanya yang unik, memiliki daya tarik besar meskipun baunya sering kali dianggap mengganggu. Di beberapa negara Asia, durian bahkan dilarang dibawa di transportasi umum.

Namun, popularitasnya di Tiongkok meningkat pesat, memikat petani Vietnam untuk mengganti tanaman kopi robusta mereka dengan durian. Pergantian ini dianggap lebih menguntungkan bagi para petani, terutama karena durian dapat memberikan pendapatan yang lebih besar dibanding kopi.

Akibatnya, produksi kopi di Vietnam, negara pemasok kopi robusta terbesar di dunia, mengalami penurunan signifikan.

Baca juga: Cerita dari Kedai Kopi Tua di Negeri Reubèe

Cuaca ekstrem dan gangguan lainnya juga memperparah situasi. Di Vietnam, kekeringan, panas berlebihan, dan serangan hama telah menghambat pertumbuhan tanaman kopi.

Sementara di Brasil, produsen kopi arabika terbesar dunia, cuaca buruk seperti embun beku yang tak terduga dan kekeringan berkepanjangan merusak tanaman kopi secara signifikan. Kondisi ini menyebabkan harga biji kopi arabika maupun robusta melonjak mendekati rekor tertinggi.

Di berbagai negara, terutama di Inggris, lonjakan harga kopi ini terasa langsung oleh konsumen. Para peminum kopi di jalan raya harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli secangkir kopi favorit mereka.

Laporan dari Allegra Strategies menunjukkan bahwa harga rata-rata kopi di berbagai kedai seperti Pret a Manger, Caffe Nero, dan Costa di London naik sekitar 20 hingga 40 pence sejak awal tahun.

Bahkan, pilihan kopi dingin atau beraroma, serta tambahan sirup, bisa membuat harga secangkir kopi melambung hingga lebih dari £5 (Rp86.000).

Lonjakan harga ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk biaya tenaga kerja dan energi yang semakin meningkat. Pret a Manger menghentikan layanan berlangganan populer mereka dan menggantinya dengan penawaran baru berupa potongan harga minuman hingga 50 persen serta biaya bulanan yang lebih rendah.

Pakar industri memperingatkan jika harga terus meroket, ada kemungkinan besar konsumen akan mulai mengurangi konsumsi harian mereka. Ia menyebut bahwa harga secangkir latte yang mencapai £4 atau lebih bisa menjadi titik balik di mana konsumen mulai mempertanyakan pengeluaran mereka untuk kopi sehari-hari.

Penurunan produksi kopi ini juga tercermin dari data Organisasi Kopi Internasional yang menunjukkan bahwa pada tahun 2023, ekspor kopi Vietnam anjlok hingga 50 persen.

Hal ini tentu memperburuk keadaan, dengan pasokan yang semakin menipis, harga kopi pun melonjak di seluruh dunia.

Pada akhirnya, perubahan iklim dan pergeseran preferensi petani terhadap tanaman durian membawa dampak besar bagi industri kopi global, mengguncang pasar dan mempengaruhi harga yang harus dibayar oleh konsumen di berbagai belahan dunia.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa di balik secangkir kopi yang kita nikmati, ada rantai pasokan global yang sangat rentan terhadap perubahan ekonomi, iklim, dan pilihan pasar.

Mungkin suatu hari nanti, secangkir kopi akan terasa lebih mahal dan langka akibat pergeseran prioritas pertanian yang dipicu oleh popularitas buah lain yang lebih menjanjikan.

Artikel SebelumnyaTarmizi Sebut Tambang Batubara Intervensi Politik di Aceh
Artikel SelanjutnyaJauhi Malaysia, Timnas Indonesia Naik ke Ranking 129 Dunia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here