Dosen Umuslim Dipecat Karena Mengaku Dosen

Alasan Konyol Petinggi Almuslim Memecat Muhammad Furqan

Dosen Umuslim dipecat
Muhammad Furqan, dosen tetap di FISIP Universitas Almuslim, diberhentikan secara paksa, karena dia mengaku sebagai dosen. Foto: Dok. Umuslim.

Komparatif.ID,Bireuen—Isu pemecatan Muhammad Furqan dari posisinya sebagai dosen Umuslim, terus bergulir. Dosen Program Studi Administrasi Publik,  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Almuslim, dipecat tiba-tiba. Furqan menduga dia dipecat karena beda pilihan politik dengan Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan.

Rektor Universtas Almuslim Dr. Marwan,M.Pd, yang coba dikonfirmasi oleh Komparatif.ID, Kamis (3/10/2024) sejak pukul 11.56 WIB, hingga pukul 18.11, belum kunjung dapat dihubungi.

Demikian juga Plt Dekan FISIP Umuslim Jamaluddin, sampai berita ini dituliskan belum menjawab pertanyaan yang diajukan Komparatif.ID.

Baca: Gara-gara Beda Politik, Dosen Fisip Umuslim Dipecat

Kepala Humas Umuslim Zulkifli,M.Kom, yang pada Kamis pagi masih dapat dihubungi, kini tidak lagi mengangkat telepon. Tidak juga memberi kabar mengabapa dia tidak dapat mengangkat telepon.

Hal menarik, di tengah bungkamnya Rektor Umuslim, muncul klarifikasi dari Dr. M. Danil, S.Pd.,M.Pd. Dosen Program Studi Biologi tersebut mengaku sebagai pihak yang mengkomplain sehingga Muhammad Furqan dikeluarkan dari dosen Umuslim.

Sebagai akademisi yang telah bertitel doktoral, Danil tidak menyebutkan kesalahan Muhammad Furqan sehingga dipecat sebagai dosen Umuslim. Danil justru mengaku sebagai pihak yang komplain kepada Rektorat Umuslim, karena Muhammad Furqan mengaku dosen FISIP. Menurut Danil syarat diakui sebagai dosen harus memiliki NIDN, harus mengabdi selama dua tahun, dll.

Sementara Furqan, menurut Danil baru mengajar di Umuslim selama dua bulan. Sehingga belum layak disebut dosen.

Saat Komparatif.ID mengkonfirmasi Danil, dan mempertanyakan dalam kapasitas apa dia menyampaikan pernyataan itu ke publik? Apakah sebagai kepala humas? Ataukah diberikan mandat khusus oleh Rektor Umuslim? Danil menjawab bahwa dia bicara dalam kapasitas sebagai dosen Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Tidak lama kemudian, Danil minta izin. Ia mengaku sedang dalam perjalanan “Nanti saya telepon lagi ya,” katanya.

Komparatif.ID kemudian mengirimkan sejumlah pertanyaan kepada Dr. Danil. Ia menjawab singkat,” tanyakan saja sama Bapak Rektor.”

Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan, Rusyidi Mukhtar alias Ceulangik, yang juga anggota DPRA saat dikonfirmasi Komparatif.ID, menjawab singkat. “Bak rektor tanyeng, maaf ya. [tanyakan kepada Rektor, maaf ya].

Sebelumnya, kepada Dialeksis.com dia mengatakan bahwa Muhammad Furqan belum layak disebut dosen.

Dia pun mengingatkan pihak Rektorat supaya jangan terlalu mudah mengangkat seseorang menjadi dosen. Jangan sampai menjadi bumerang bagi universitas karena mengangkat dosen yang tidak memenuhi syarat.

Demikian juga Dekan FISIP Umuslim. Meski bungkam kepada Komparatif.ID, dia bersedia bicara kepada Dialeksis. Pria dengan tiga gelar sarjana itu, mengatakan bahwa Furqan baru mengajar satu semester di sana. Sehingga belum layak disebut dosen.

“Semestinya tidak bisa menjadi dosen, karena untuk menjadi dosen ada tahapan yang harus dilalui,” katanya,sembari membenarkan bahwa komplain dari dosen lain wajar-wajar saja.

Beberapa pihak mempertanyakan, benarkah Muhammad Furqan dipecat karena dirinya mengaku sebagai dosen Umuslim? Lalu, bilakah dia menyebut dirinya dosen, peraturan apa yang dilanggar oleh pria muda tersebut?

Bila ia bukan dosen Umuslim, mengapa pula namanya dicantumkan di dalam pangkalan data pddikti.kemendikbud.go.id.

Di website pangkalan data dosen milik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, nama Muhammad Furqan dicantumkan sebagai dosen Administrasi Publik, berstatus dosen tetap di Universitas Almuslim. Artinya Dikti mengakui ia sebagai salah seorang dosen Umuslim.

“Apakah kriteria menjadi dosen Umuslim harus berbeda dengan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,” gugat Rasyidin (45) warga Peusangan.

Hal paling menarik, Ketua Pembina Yayasan Almuslim Rusyidi Mukhtar pernah mengirim pesan WA kepada Furqan, beberapa waktu sebelum kabar pemecatan dirinya beredar.

Kiban cara drokeuh ka mita rejeki bak kampus kamoe sedangkan droe keuh ka jak meupolitik dan bak rektor ka lheuh lon sampaikan SK lon yu cabut tks.

[Bagaimana kamu ini, cari rezeki di kampus kami, tapi kamu berpolitik. Saya sudah sampaikan ke rektor Sk kamu saya suruh dicabut]

Itu pesan Rusyidi Mukhtar yang marah saat mengetahui bila Muhammad Furqan merupakan Koordinator Aneuk Kumun Om Bus.

Soal keterlibatan dalam dunia politik. Beberapa dosen di Umuslim pernah beberapa kali terlihat menjadi timses kandidat peserta pemilu. Sampai saat ini mereka masih mengajar di sana sebagai dosen.

Bahkan beberapa waktu lalu, Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan, serta beberapa dosen Umuslim dan mahasiswa, melakukan deklarasi mendukung paslon gubernur dan wakil gubernur. Deklarasi tersebut dilakukan di dalam lingkungan Kampus Universitas Almuslim, pada Jumat sore, 27 September 2024.

Sejumlah pihak menyebutkan Rektor Umuslim Dr. Marwan,M.Pd, supaya secepatnya menjelaskan ke publik perihal perkara itu. Karena semakin lama ia bungkam, semakin publik meyakini bahwa Universitas Almuslim sedang berada dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Artikel SebelumnyaTarget Energi Baru Terbarukan: Pesimis akan Tercapai 33 Persen di Tahun 2025 di Aceh
Artikel SelanjutnyaJelang Paripurna, Baru 2 DPP Partai Usulkan Pimpinan Definitif DPRA
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

2 COMMENTS

  1. Wah, ternyata pembina yayasannya orang politik rupanya anggota DPRA pula, mana banyak anggota DPRA lagi banyak berseberangan sama cagub 1, lagi. ini kya udah jatuh tertimpa tangga, tapi satu hal yang perlu dia pelajari dikemudian hari adalah harus pintar-pintar baca keadaan (hard lesson).

    Tapi yang agak mengherankan buat saya dari berita ini adalah kampus sendiri secara terang-terangan mendukung cagub 2 di lingkungan kampus pula. secara esensi sudah salah, meskipun itu hak pembina selaku pemilik kampus swasta. klo secara pribadi diluar nalar aja.

    dalam hal ini, pembina yayasan beserta jajarannya dan yang bersangkutan 2-2nya salah, karena main di area abu-abu yang seharusnya netral malah jadi hitam-putih.

    gila juga ternyata, ini tebakan saya bakal merembet kemana-mana ini klo cagub 1 terpilih.

    • Saya bru baca berita dari harianaceh taun 2022 dimana pembina yayasan pernah mengatakan begini

      “Dosen jangan berpolitik praktis di kampus. Kalau ada dosen berpolitik praktis di kampus, saya selaku pembina Yayasan Almuslim Peusangan, akan menggunakan kewenangan dan memecat dosen tersebut,” tegas Rusyidi saat menyampaikan sambutan pada acara silaturahmi Pj Bupati Bireuen Dr Aulia Sofyan PhD, dengan jajaran civitas akademika Umuslim, yang berlangsung di Auditorium Academik Center (AAC) Ampon Chiek Peusangan, Jumat (19/8).

      Mungkin ini jadi alasan pemecatan, bisa jadi ini seperti peraturan tidak tertulis dimana nggak boleh secara aturan, semua aturan harus tertulis dan ada SOPnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here