Komparatif.ID, Bireuen– Dosen FISIP Universitas Almuslim dikabarkan akan segera dipecat. Pemecatan tersebut disebut-sebut karena sang dosen berbeda pilihan politik dengan Ketua Pembina Yayasan Almuslim Peusangan Rusydi Mukhtar alias Ceulangik.
Muhammad Furqan, dosen FISIP Universitas Almuslim, Rabu (2/10/2024) terkejut. Sekitar pukul 15.00 WIB di Biro Rektorat, dirinya mendapatkan kabar bahwa masa kerjanya di Universitas Almuslim akan segera berakhir. Dia diberhentikan.
Alumnus UIN Ar-Raniry dan Universitas Paramadina tersebut mengaku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Sebagai dosen FISIP Universitas Almuslim, dia bekerja dengan baik. tak ada tindakan asusila, tak ada pelanggaran akademik. Tapi, tak ada angin, tak ada hujan, dosen FISIP Universitas Almuslim itu dihadapkan pada fakta bahwa surat pemecatan dirinya sedang diproses di Rektorat Umuslim.
Baca: Murni M. Nasir, Aktivis yang Kuliah 14 Tahun
“Saya diberitahu Pak Jamaluddin. Saat itu Dekan FISIP tersebut baru keluar dari ruang Rektor Umuslim. Saya diberitahu di bawah ruang Rektor,” kata Muhammad Furqan.
Dosen FISIP Universitas Almuslim yang mengajar di Program Studi Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis tersebut menyebutkan, surat dari Yayasan Almuslim Peusangan sudah dikirimkan kepada Rektor Umuslim. Isi surat itu perintah supaya Muhammad Furqan dipecat.
Bagi Muhammad Furqan, proses pemecatan dirinya merupakan tindakan tidak adil. Membunuh demokrasi, dan mengabaikan azas kemerdekaan dalam mementukan afiliasi politik.
Apalagi selama ini beberapa akademisi Universitas Almuslim dan pengurus Yayasan Almuslim Peusangan, merupakan pengurus partai politik tertentu. Bahkan beberapa waktu lalu, pimpinan Yayasan Almuslim, justru melakukan deklarasi mendukung calon gubernur Aceh di kampus itu.
Furqan menduga, rencana pemecatan dirinya karena dia saat ini merupakan pendukung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bustami Hamzah-M. Fadhil Rahmi.
“Hanya saya yang dipermasalahkan. Mungkin karena saya mendukung Bustami Hamzah-M. Fadhil Rahmi di Pilkada Aceh 2024,” sebutnya.
Ia menambahkan, surat pemecatan terhadap dirinya sedang diproses di Rektorat Umuslim.
Kepala Humas Universitas Almuslim Zulkifli,M.Kom, yang dihubungi Komparatif.ID, Kamis (3/10/2024) menjawab bahwa dirinya belum mengetahui kabar tersebut.
“Coba hubungi Dekan FISIP Almuslim,” saran Zulkifli.
Komparatif.ID mengirimkan pesan teks WA kepada Plt Dekan FISIP Umuslim. Pesan tersebut sudah masuk tapi belum dibaca hingga berita ini ditulis. Jamaluddin juga tidak menjawab panggilan telepon.
Demikian juga Rektor Universitas Almuslim Dr. Marwan,M.Pd.Pesan teks yang dikirim Komparatif.ID belum dibaca. Tiga kali panggilan juga belum dijawab.
Hmm. Mirip kasus di perusahaan surya paloh waktu pemilihan presiden. Kita orang aceh memang punya jiwa pemberontak, jadi barangkali ini memang “pesan”. Yang kita nggak tau, apakah memang ada “deal” antara pemilik yayasan dengan cagub? area abu-abu memang, cuman agak riskan juga pemilik yayasan yang “berbisnis” di ranah pendidikan bermain politik. Meskipun kampus sebesar almuslim pasti punya koneksi-koneksi orang politik itu nggak bisa dinafikan juga, itu sudah pasti.
Kita juga nggak tau, darimana pemilik yayasan bisa tau, yang bersangkutan (dosen) itu pendukung cagub nomor 1? apakah secara terbuka/terang-terangan di area kampus? klo memang di area kampus, saya memaklumi klo yang bersangkutan itu dipecat, karena area kampus memang harus netral. terkadang kita sebagai manusia juga nggak terlalu paham area abu-abu, apalagi yang bersangkutan itu dosen fisip (ilmu sosial dan ilmu politik) yang mungkin berkampanye “terselubung” disela-sela ngajar kita juga nggak tau.