Komparatif.ID, Jantho— Ide beternak puyuh petelur terinspirasi dari teman. Ide tersebut disampaikan ke PT Solusi Bangun Andalas (SBA) di Lhoknga, Aceh Besar. Berkat dukungan PT SBA, kini omzet Ichsan dari bisnis tersebut mencapai jutaan dalam sehari.
Ikhsan (33) warga Gampong Lamkruet, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Kamis (5/12/2024) mengisahkan pada tahun 2020 dia berkunjung ke unit usaha puyuh petelur milik temannya. Setelah berkeliling dan mendengar penjelasan tentang peluang bisnis puyuh petelur, Ichsan tertarik. Ia ingin membuka usaha yang sama.
“Saat itu ide bisnis sudah ada, tapi modal belum ada,” kata Ichsan sembari tersenyum.
Setelah berdiskusi ke sana kemari, akhirnya ia dan beberapa orang lainnya bertandang ke PT Solusi Bangun Andalas (SBA), yang merupakan anak perusahaan dari PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Ide bisnis Ikhsan dan teman-teman menarik bagi PT SBA. Merekapun diberikan dukungan. Karena memiliki semangat membangun perekonomian warga setempat, PT SBA bukan semata memberikan bantuan modal usaha. tapi juga memberikan asistensi terhadap usaha yang dijalankan. Untuk itu, SBA menggandeng Rumah Zakat Indonesia sebagai mitra yang bertugas mendampingi Ichsan dan teman-temannya.
Baca juga: SBA Terima Penghargaan Perusahaan Peduli Keselamatan Kerja & Lingkungan
Kelompok ternak burung puyuh petelur tersebut diberi nama Lampoh Kutam. Ketua Azwar, bendahara Riski Kurniawansyah, marketing Firdaus, M. Ichsan, dan Heri Afriadi.
Pada tahun 2022 unit usaha puyuh petelur mulai dikerjakan. Setelah kandang selesai dibangun, PT SBA segera menyalurkan 3.000 ekor puyuh berkualitas.
Saat ini 3.000 ekor puyuh tersebut sedang sangat aktif bertelur. Tingkat panen mencapai 80 persen per hari. 2.400 ekor bertelur setiap hari. Maka dalam satu hari, Ichsan dan kawan-kawan memanen telur puyuh sebanyak 2.400 butir.
Satu butir telur puyuh dijual Rp450. Telur-telur tersebut dipasarkan ke Suzuya Mall di Banda Aceh, grocerystore, dan pasar-pasar rakyat. “Pasarnya masih di Banda Aceh. Belum merambah ke luar,” katanya.
Saat ini, kelompok puyuh petelur tersebut juga sudah memasukkan empat ribu ekor lagi. Puyuh-puyuh petelur itu sebagian sudah ada yang bertelur.
Total puyuh petelur yang dikelola oleh kelompok peternak puyuh petelur tersebut mencapai 7.000 ekor. Targetnya, pada tahun 2025, mereka memiliki 10.000 ekor puyuh petelur.
Saat ini, setiap hari Ichsan dan kawan-kawan dapat menghasilkan omzet Rp1,5 juta. Pengeluaran bulanan untuk gaji mereka sebesar Rp15 juta.
Masa produktif puyuh petelur selama 1,5 tahun. Setelah itu harus dikeluarkan dari kandang dan dijual sebagai puyuh pedaging. Saat ini puyuh-puyuh yang sudah memasuki kategori afkir, dijual dengan harga Rp8000 per ekor.
“Untuk yang masa produktifnya sudah habis, kami jual sebagai puyuh pedaging. Harganya Rp8000 per ekor, dengan layanan telah disembelih dan dikuliti,” kata Ichsan.
Rencana ke depan, Ichsan dan kawan-kawan hendak menjadi salah satu kelompok bisnis puyuh petelur yang memiliki peran penting dalam rantai pasok.
Dalam sambutannya pada acara Media Visit, Kamis pagi (5/11/2024) bertema Tambang Untuk Semua, dalam rangka peringatan Quarry Day 2024, Plt General Manager PT Solusi Bangun Andalas, M. Rhahjuni, menyebutkan, sepanjang kehadirannya di Aceh, PT Solusi Bangun Andalas telah menggelontorkan dana corporate social responsibility (CSR) sebesar 40 miliar rupiah.
Sebagai perusahaan semen terkecil di Indonesia, PT SBA memiliki komitmen tinggi menjalankan fungsi sosialnya di tengah-tengah masyarakat.
Tidak semua dana CSR dipergunakan untuk pemberdayaan ekonomi. Ada juga untuk kegiatan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan.
Kepala Teknik Tambang PT SBA, Adi Handarbeni, pada acara tersebut menjelaskan, pelaksanaan tambang tidak boleh asal-asalan. Perusahaan dan masyarakat sekitar harus tumbuh beriringan. Selain wajib memperhatikan kelestarian sesuai good mining practice, SBA juga harus memberikan dukungan terhadap masyarakat.
Atas dedikasinya mendampingi tumbuh kembang perekonomian masyarakat sekitar tambang, pada 26 November 2024, PT SBA meraih Tamasya Award (Tambang Menyejahterakan Masyarakat) kategori Implementasi Bidang Lingkungan Komoditas Mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.